Sunday, August 2, 2015

Dosa syirik diampuni?



31. Apakah Allah Muslim mengampuni dosa syirik?Dosa syirik dianggap dosa yg paling buruk dari segala dosa, tetapi penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak ( Qs.4:48, 4:116).
Hal ini bertentangan dengan:
Dosa syirik adalah dapat diampuni (Qs.4:153).
Dosa syirik adalah dapat diampuni (Qs.25:68-71) .
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 156 pertentangan.


Penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak dalam QS 4:48 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 48)
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَ‌ٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا [٤:٤٨]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni yang mempersekutukan Dia. Dan Dia akan mengampuni apa-apa selain itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka dia telah mempermain-mainkan dosa yang besar.

Penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak dalam QS 4:116 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 116)
ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَ‌ٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلًۢا بَعِيدًا [٤:١١٦]
Terjemahan bebas: Allah tidak akan mengampuni yang mempersekutukan Dia. Dan Dia akan mengampuni apa-apa selain itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka dia telah tersesat yang sejauh-jauhnya.

Dosa syirik adalah dapat diampuni dalam QS.4:153 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 153)


يَسْـَٔلُكَ أَهْلُ ٱلْكِتَـٰبِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَـٰبًۭا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ۚ فَقَدْ سَأَلُوا۟ مُوسَىٰٓ أَكْبَرَ مِن ذَ‌ٰلِكَ فَقَالُوٓا۟ أَرِنَا ٱللَّهَ جَهْرَةًۭ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّـٰعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ۚ ثُمَّ ٱتَّخَذُوا۟ ٱلْعِجْلَ مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَـٰتُ فَعَفَوْنَا عَن ذَ‌ٰلِكَ ۚ وَءَاتَيْنَا مُوسَىٰ سُلْطَـٰنًۭا مُّبِينًۭا [٤:١٥٣]
Terjemahan bebas: Orang-orang Yahudi dan Kristen meminta padamu agar diturunkan atas mereka kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta pada Musa yang lebih besar dari itu. Kemudian mereka berkata: “Tampakkan Allah pada kami dengan jelas.” Maka menyambarlah petir atas mereka dalam kedegilan mereka. Kemudian mereka mengambil anak sapi sesudah keterangan yang jelas datang pada mereka. Maka Kami biarkan hal itu (untuk sementara) dan kami berikan Musa wewenang yang nyata (untuk menanganinya).

Dosa syirik adalah dapat diampuni dalam QS 25:68-71 (Al Quran surat Al Furqân [pembeda] ayat 68-71)
وَٱلَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَ‌ٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًۭا [٢٥:٦٨]يُضَـٰعَفْ لَهُ ٱلْعَذَابُ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِۦ مُهَانًا [٢٥:٦٩]إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا فَأُو۟لَـٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَـٰتٍۢ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا [٢٥:٧٠]وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا فَإِنَّهُۥ يَتُوبُ إِلَى ٱللَّهِ مَتَابًۭا [٢٥:٧١]
Terjemahan bebas: Ayat 68: Dan mereka yang tidak memohon kepada suatu ilâh yang lain di samping Allah, dan tidak membunuh jiwa yang Allah larang, kecuali dengan kebenaran, dan tidak berzinah. Dan (sebaliknya) barangsiapa melakukan hal itu, maka dia melakukan dosa-dosa besar. Ayat 69: Siksaan akan digandakan bagi dia pada hari kiamat dan dia kekal di dalamnya dihinakan. Ayat 70: Kecuali barangsiapa yang bertobat dan beriman dan melakukan perbuatan baik, maka mereka itu digantikan keburukan-keburukan mereka oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan. Dan Allah itu pengampun penyayang. Ayat 71: Barangsiapa telah bertobat dan telah melakukan perbuatan baik, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

ULASAN

Dalam ayat-ayat ini tidak ada kebingungan atau pertentangan satu sama lain, masalahnya di sini mungkin dalam membedakan pengertian kata “ghafara” (غفر) dan “afâ” (عفا). Kedua kata ini jika dihubungkan dengan agama atau hukum, maka keduanya mempunyai arti yang sama yaitu mengampuni. Pengertian kata pertama adalah menutup, melindungi, membungkus, atau meliput. Jika dihubungkan dengan agama atau hukum, pengertiannya menjadi menutup dari konsekuensi suatu perbuatan. Dengan kata lain, mengampuni perbuatan tersebut sehingga bebas dari konsekuensi selamanya.  Pengertian kata kedua adalah membiarkan lewat, memberikan lebih dari semestinya, atau membebaskan dari kewajiban atau hak yang sifatnya temporer. Jika dihubungkan dengan agama atau hukum, pengertiannya menjadi membiarkan lewat konsekuensi pada saat itu. Dengan kata lain, menangguhkan hukuman atas perbuatan tersebut sehingga bebas dari konsekuensi pada saat itu yang mungkin pada suatu saat konsekuensi itu ada datang lagi.

Pada QS 4:48 dan QS 4:116 Al Quran menginformasikan bahwa mempersekutukan Allah tidak akan diampuni. Dosa selain itu akan diampuni Allah bagi siapa yang Dia kehendaki. Maksudnya adalah sampai kapanpun dosa syirik tidak akan diampuni, sedangkan dosa yang lain masih mungkin diampuni. Misalkan, seseorang yang tidak melakukan dosa syirik tetapi melakukan pembunuhan yang dilarang oleh Allah, maka dia tetap menanggung dosa besar. Jika di dunia dia bertobat dan dihukum pancung atau dimaafkan oleh keluarga yang dia bunuh, maka Allah mengampuni dosa atas pembunuhan tersebut. Sebaliknya, jika dia di dunia tidak pernah bertobat atau lolos dari hukum pancung tetapi tidak dimaafkan oleh keluarga yang dia bunuh, maka Allah tidak akan mengampuni dosa atas pembunuhan tersebut, walaupun dia berbuat baik sebanyak apapun. Pilihan-pilihannya jelas, tidak sukar untuk membedakannya. Pada kedua ayat ini digunakan kata ghafara (غفر).
Mengapa digunakan kata “afâ” (عفا) Pada 4:153, bukan kata “ghafara” (غفر)? Allah untuk sementara waktu membiarkan perbuatan mereka menyembah anak sapi dan tidak menghukum mereka pada saat itu juga karena Musa (as) tidak bersama-sama mereka. Musa sedang berada di gunung Sinai selama 40 hari untuk menerima Torah. Setelah itu, Musa (as) mendapat otoritas penuh untuk menghukum kaumnya. Lihat kelanjutan episode ini di QS 2:54 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 54):
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ يَـٰقَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ ٱلْعِجْلَ فَتُوبُوٓا۟ إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَٱقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ذَ‌ٰلِكُمْ خَيْرٌۭ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ [٢:٥٤]
Terjemahan bebas: Dan (ingatlah) ketika Musa berkata: “Wahai kaumku, sesungguhnya kalian menganiaya diri kalian sendiri dengan mengambil anak sapi sebagai sembahan kalian. Maka, bertobatlah kepada Pembuat kalian dan bunuhlah diri kalian sendiri, hal itu lebih baik bagi kalian di sisi Pembuat kalian. Kemudian tobat mereka diterima. Sesungguhnya Dia maha menerima tobat yang penuh kasih sayang.
Perhatikan, di sini Allah disebut sebagai “bâri’” (بارء), pembuat. Agar Pembuat mereka mau mengampuni dosa tersebut, maka cara yang terbaik adalah bertobat dan membunuh diri sendiri (baik secara harfiah maupun kiasan). Bertobat dan membunuh diri sendiri adalah perbuatan setimpal untuk menebus dosa paling besar sehingga tidak ada lagi dosa yang ditanggung pada hari pengadilan nanti. Allah menciptakan manusia hidup di dunia adalah untuk menghamba kepadaNya bukan untuk mempersekutukanNya. Daripada membuat sesuatu yang akan mempersekutukan Dia, lebih baik tidak membuatnya sama sekali. Dengan demikian, berdasarkan informasi dari mulut Musa (as), daripada hidup di dunia dengan label mempersekutukan Allah, lebih baik hilangkan label itu dengan bertobat dan bunuh diri. Dalam arti kiasan, macam-macam penafsirannya, bisa jadi meninggalkan praktek-praktek buruk tersebut. Apakah anjuran ini dilaksanakan oleh anak-anak Israel atau tidak, Al Quran tidak menginformasikannya dan itu tidak penting. Bandingkan dengan Kitab Keluaran XXXII, 26-28.

Pada QS 25:68-71 Al Quran menginformasikan bahwa mempersekutukan Allah, membunuh jiwa yang dilarang oleh Allah dan berbuat zinah adalah dosa-dosa besar. Jika semua itu dilakukan, maka siksaan bagi pelakunya akan dilipatgandakan selamanya, baik di dunia maupun di akhirat. Selama ajal belum menjemput, jika pelakunya bertobat, beriman dan berbuat baik maka keburukan-keburukan akibat semua dosa-dosa tersebut akan dihapus seluruhnya dan diganti dengan kebaikan-kebaikan. Sederhana bukan? Dosa seberat apapun pasti diampuni. Sayangnya tidak semua orang mau melakukan hal ini karena banyak sekali godaannya terutama dari dalam pribadi orang yang belum mau mencari kebenaran sejati oleh karena kesombongan dan kemalasan. Akan tetapi, jika orang itu mau menerima kebenaran sejati dan berusaha berbuat baik dengan sungguh-sungguh, maka kesuksesan segera terlihat di depan mata pada jalan yang lurus.

No comments:

Post a Comment