31. Apakah Allah Muslim mengampuni dosa syirik?Dosa syirik dianggap dosa yg paling buruk dari segala dosa, tetapi penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak ( Qs.4:48, 4:116).
Hal ini bertentangan dengan:
Dosa syirik adalah dapat diampuni (Qs.4:153).
Dosa syirik adalah dapat diampuni (Qs.25:68-71) .
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 156 pertentangan.
Penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah
Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak
dalam QS 4:48 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 48)
إِنَّ
ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن
يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ
إِثْمًا عَظِيمًا [٤:٤٨]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni yang mempersekutukan Dia. Dan Dia akan mengampuni apa-apa selain itu
bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka
dia telah mempermain-mainkan dosa yang besar.
Penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah
Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak
dalam QS 4:116 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 116)
ٱللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلًۢا بَعِيدًا [٤:١١٦]
Terjemahan bebas: Allah tidak akan
mengampuni yang mempersekutukan Dia. Dan Dia akan mengampuni apa-apa selain itu
bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka
dia telah tersesat yang sejauh-jauhnya.
Dosa syirik adalah dapat diampuni dalam QS.4:153 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 153)
يَسْـَٔلُكَ
أَهْلُ ٱلْكِتَـٰبِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَـٰبًۭا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ۚ فَقَدْ سَأَلُوا۟ مُوسَىٰٓ أَكْبَرَ مِن ذَٰلِكَ فَقَالُوٓا۟ أَرِنَا
ٱللَّهَ جَهْرَةًۭ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّـٰعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ۚ ثُمَّ ٱتَّخَذُوا۟ ٱلْعِجْلَ مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَـٰتُ
فَعَفَوْنَا عَن ذَٰلِكَ ۚ وَءَاتَيْنَا مُوسَىٰ سُلْطَـٰنًۭا مُّبِينًۭا [٤:١٥٣]
Terjemahan bebas: Orang-orang Yahudi dan
Kristen meminta padamu agar diturunkan atas mereka kitab dari langit. Maka
sesungguhnya mereka telah meminta pada Musa yang lebih besar dari itu. Kemudian
mereka berkata: “Tampakkan Allah pada kami dengan jelas.” Maka menyambarlah
petir atas mereka dalam kedegilan mereka. Kemudian mereka mengambil anak sapi
sesudah keterangan yang jelas datang pada mereka. Maka Kami biarkan hal itu (untuk
sementara) dan kami berikan Musa wewenang yang nyata (untuk menanganinya).
Dosa syirik adalah dapat diampuni dalam QS 25:68-71 (Al Quran surat Al Furqân [pembeda] ayat 68-71)
وَٱلَّذِينَ
لَا يَدْعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ ٱلنَّفْسَ
ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًۭا [٢٥:٦٨]يُضَـٰعَفْ لَهُ ٱلْعَذَابُ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِۦ مُهَانًا [٢٥:٦٩]إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًۭا
صَـٰلِحًۭا فَأُو۟لَـٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَـٰتٍۢ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا [٢٥:٧٠]وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا فَإِنَّهُۥ يَتُوبُ إِلَى ٱللَّهِ مَتَابًۭا [٢٥:٧١]
Terjemahan bebas: Ayat 68: Dan mereka yang
tidak memohon kepada suatu ilâh yang lain di samping Allah, dan tidak membunuh
jiwa yang Allah larang, kecuali dengan kebenaran, dan tidak berzinah. Dan (sebaliknya)
barangsiapa melakukan hal itu, maka dia melakukan dosa-dosa besar. Ayat 69:
Siksaan akan digandakan bagi dia pada hari kiamat dan dia kekal di dalamnya
dihinakan. Ayat 70: Kecuali barangsiapa yang bertobat dan beriman dan
melakukan perbuatan baik, maka mereka itu digantikan keburukan-keburukan mereka
oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan. Dan Allah itu pengampun penyayang. Ayat
71: Barangsiapa telah bertobat dan telah melakukan perbuatan baik, maka
sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
ULASAN
Dalam ayat-ayat ini tidak ada kebingungan atau
pertentangan satu sama lain, masalahnya di sini mungkin dalam membedakan
pengertian kata “ghafara” (غفر) dan “afâ” (عفا). Kedua kata ini jika
dihubungkan dengan agama atau hukum, maka keduanya mempunyai arti yang sama
yaitu mengampuni. Pengertian kata pertama adalah menutup, melindungi,
membungkus, atau meliput. Jika dihubungkan dengan agama atau hukum,
pengertiannya menjadi menutup dari konsekuensi suatu perbuatan. Dengan kata
lain, mengampuni perbuatan tersebut sehingga bebas dari konsekuensi selamanya. Pengertian kata kedua adalah membiarkan
lewat, memberikan lebih dari semestinya, atau membebaskan dari kewajiban atau
hak yang sifatnya temporer. Jika dihubungkan dengan agama atau hukum,
pengertiannya menjadi membiarkan lewat konsekuensi pada saat itu. Dengan kata
lain, menangguhkan hukuman atas perbuatan tersebut sehingga bebas dari
konsekuensi pada saat itu yang mungkin pada suatu saat konsekuensi itu ada
datang lagi.
Pada QS 4:48 dan QS 4:116 Al Quran
menginformasikan bahwa mempersekutukan Allah tidak akan diampuni. Dosa selain
itu akan diampuni Allah bagi siapa yang Dia kehendaki. Maksudnya adalah sampai
kapanpun dosa syirik tidak akan diampuni, sedangkan dosa yang lain masih
mungkin diampuni. Misalkan, seseorang yang tidak melakukan dosa syirik tetapi melakukan
pembunuhan yang dilarang oleh Allah, maka dia tetap menanggung dosa besar. Jika
di dunia dia bertobat dan dihukum pancung atau dimaafkan oleh keluarga yang dia
bunuh, maka Allah mengampuni dosa atas pembunuhan tersebut. Sebaliknya, jika
dia di dunia tidak pernah bertobat atau lolos dari hukum pancung tetapi tidak
dimaafkan oleh keluarga yang dia bunuh, maka Allah tidak akan mengampuni dosa
atas pembunuhan tersebut, walaupun dia berbuat baik sebanyak apapun.
Pilihan-pilihannya jelas, tidak sukar untuk membedakannya. Pada kedua ayat ini
digunakan kata ghafara (غفر).
Mengapa digunakan kata “afâ” (عفا) Pada
4:153, bukan kata “ghafara” (غفر)? Allah untuk sementara waktu membiarkan perbuatan
mereka menyembah anak sapi dan tidak menghukum mereka pada saat itu juga karena
Musa (as) tidak bersama-sama mereka. Musa sedang berada di gunung Sinai selama
40 hari untuk menerima Torah. Setelah itu, Musa (as) mendapat otoritas penuh
untuk menghukum kaumnya. Lihat kelanjutan episode ini di QS 2:54 (Al Quran
surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 54):
وَإِذْ قَالَ
مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ يَـٰقَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ
ٱلْعِجْلَ فَتُوبُوٓا۟ إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَٱقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ
خَيْرٌۭ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ [٢:٥٤]
Terjemahan bebas: Dan (ingatlah) ketika
Musa berkata: “Wahai kaumku, sesungguhnya kalian menganiaya diri kalian sendiri
dengan mengambil anak sapi sebagai sembahan kalian. Maka, bertobatlah kepada Pembuat
kalian dan bunuhlah diri kalian sendiri, hal itu lebih baik bagi kalian di sisi
Pembuat kalian. Kemudian tobat mereka diterima. Sesungguhnya Dia maha menerima
tobat yang penuh kasih sayang.
Perhatikan, di sini Allah disebut sebagai “bâri’”
(بارء),
pembuat. Agar Pembuat mereka mau mengampuni dosa tersebut, maka cara yang
terbaik adalah bertobat dan membunuh diri sendiri (baik secara harfiah maupun
kiasan). Bertobat dan membunuh diri sendiri adalah perbuatan setimpal untuk
menebus dosa paling besar sehingga tidak ada lagi dosa yang ditanggung pada
hari pengadilan nanti. Allah menciptakan manusia hidup di dunia adalah untuk
menghamba kepadaNya bukan untuk mempersekutukanNya. Daripada membuat sesuatu
yang akan mempersekutukan Dia, lebih baik tidak membuatnya sama sekali. Dengan
demikian, berdasarkan informasi dari mulut Musa (as), daripada hidup di dunia
dengan label mempersekutukan Allah, lebih baik hilangkan label itu dengan bertobat
dan bunuh diri. Dalam arti kiasan, macam-macam penafsirannya, bisa jadi
meninggalkan praktek-praktek buruk tersebut. Apakah anjuran ini dilaksanakan
oleh anak-anak Israel atau tidak, Al Quran tidak menginformasikannya dan itu
tidak penting. Bandingkan dengan Kitab Keluaran XXXII, 26-28.
Pada QS 25:68-71 Al Quran menginformasikan
bahwa mempersekutukan Allah, membunuh jiwa yang dilarang oleh Allah dan berbuat
zinah adalah dosa-dosa besar. Jika semua itu dilakukan, maka siksaan bagi
pelakunya akan dilipatgandakan selamanya, baik di dunia maupun di akhirat.
Selama ajal belum menjemput, jika pelakunya bertobat, beriman dan berbuat baik
maka keburukan-keburukan akibat semua dosa-dosa tersebut akan dihapus
seluruhnya dan diganti dengan kebaikan-kebaikan. Sederhana bukan? Dosa seberat
apapun pasti diampuni. Sayangnya tidak semua orang mau melakukan hal ini karena
banyak sekali godaannya terutama dari dalam pribadi orang yang belum mau
mencari kebenaran sejati oleh karena kesombongan dan kemalasan. Akan tetapi,
jika orang itu mau menerima kebenaran sejati dan berusaha berbuat baik dengan
sungguh-sungguh, maka kesuksesan segera terlihat di depan mata pada jalan yang
lurus.
No comments:
Post a Comment