Tuesday, December 22, 2015

Allah ditipu?



44. Salah satu dari nama Allah Muslim adalah Mahatahu (Qs.4:24).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs..4:142 berkata: “Sesungguhnya orang2 munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.” (Allah ditipu?!)
Jadi disini sudah ada 1 pertentangan ayat, total sudah ada 185 pertentangan.


Allah Muslim itu Maha Mengetahui dalam QS 4:24 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 24)
وَٱلْمُحْصَنَـٰتُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُكُمْ ۖ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَأُحِلَّ لَكُم مَّا وَرَآءَ ذَ‌ٰلِكُمْ أَن تَبْتَغُوا۟ بِأَمْوَ‌ٰلِكُم مُّحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَـٰفِحِينَ ۚ فَمَا ٱسْتَمْتَعْتُم بِهِۦ مِنْهُنَّ فَـَٔاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةًۭ ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا تَرَ‌ٰضَيْتُم بِهِۦ مِنۢ بَعْدِ ٱلْفَرِيضَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًۭا [٤:٢٤]
Terjemahan bebas: (Yang terlarang kalian nikahi) dan wanita-wanita yang dalam pernikahan, kecuali yang tangan kanan kalian kuasai sebagai ketentuan Allah atas kalian. Dan dibolehkan bagi kalian yang selain dari itu untuk kalian pilih dengan memberi mahar dari harta kalian di dalam ikatan pernikahan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu. Kemudian atas apa yang kalian peroleh dari mereka, maka serahkan kepada mereka mahar mereka yang telah ditetapkan. Tidaklah berdosa bagi kalian dalam hal sama-sama merelakan hak setelah mahar ditetapkan. Sesungguhnya Allah mengetahui lagi bijaksana.

Allah ditipu dalam Qs 4:142
إِنَّ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًۭا [٤:١٤٢]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya orang-orang bermuka dua (bermaksud) menipu Allah dan Dia yang (balas) menipu mereka. Dan ketika mereka hendak melakukan shalat, mereka melaksanakannya dengan bermalas-malasan hanya agar dapat dilihat oleh manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

ULASAN

Mengenai QS 4:24 lihat Allah belum mengetahui? Maksud mengetahui di sini adalah Allah tahu apakah orang tersebut benar-benar miskin atau berbohong ketika membayar kurang dari jumlah mahar yang telah disepakati. Allah juga tahu apakah seseorang menikah atas dasar hawa nafsu atau maksud beribadah.

Pada QS 4:142 digunakan kata khada’a (خدع) yang berarti berpura-pura, meninggalkan, menutup-nutupi maksud, atau juga bisa dikatakan menipu. Ayat ini menggambarkan sifat orang munafik. Mereka melakukan sesuatu tidak dengan niat yang tulus melainkan hanya agar perbuatan mereka dapat dilihat orang lain.

Ibadah adalah perkara hati yang hanya dapat diketahui oleh Allah dan kemudian diri yang bersangkutan. Ibadah itu ada yang bisa dilihat oleh orang lain dan ada juga yang mungkin tidak dideteksi oleh orang lain. Bagi orang beriman, dalam melaksanakan ibadah, memulainya dengan niat hanya kepada Allah semata dan mengharapkan balasan hanya dariNya, entah itu ibadah wajib atau tambahan. Dia tidak memerlukan penilaian dari orang lain. Sedangkan bagi orang yang bermuka dua tetapi mengaku muslim, dalam melakukan ibadah wajib, memulainya dengan niat agar dapat dilihat oleh orang lain sehingga dia dipandang sebagai orang yang taat beragama. Seandainyapun dia melakukan ibadah tambahan, maka itu semata-mata ingin mendapat pujian tambahan sebagai orang yang suci.

Shalat 5 waktu dalam sehari adalah ritual ibadah wajib yang dapat dilihat oleh orang lain. Orang munafik melakukannya semata-mata agar dilihat oleh orang lain sehingga dia tidak akan dituduh sebagai kafir. Sedangkan Shaum (berpuasa makan dan minum dari waktu terbit fajar hingga waktu terbenam matahari) di bulan Ramadhan adalah ibadah wajib yang mungkin orang lain tidak bisa mendeteksinya apakah dia berpuasa atau tidak. Orang munafik, dalam masa berpuasa, dapat saja makan, asalkan tidak ketahuan sehingga tidak dituduh kafir. Pada kasus perang, jika hal itu sudah dideklarasikan, maka muslim wajib berpartisipasi. Dalam usahanya menghindari hal itu, orang munafik akan berpura-pura sakit, misalnya. Mereka pikir dengan begitu Allah dan orang beriman mudah ditipu. Kalaupun berangkat perang, dia melakukannya dengan penuh keterpaksaan agar tidak dituduh sebagai kafir.

Hal-hal di atas adalah kepura-puraan yang bersifat pribadi dan kecil dampaknya bagi orang lain. Adapun yang mendekati makna menipu dalam ayat ini adalah melakukan hasutan atau upaya-upaya lain dengan tujuan menghancurkan Islam. Orang-orang yang benci terhadap Islam berusaha menghancurkannya dengan berpura-pura menjadi muslim. Mereka kelihatan taat dalam beribadah dengan mengerjakan ibadah wajib dan mungkin juga mengerjakan banyak ibadah tambahan agar dipandang sebagai orang suci dengan tujuan agar mereka dipercaya oleh muslim lainnya. Padahal di dalam hati, mereka sangat membenci Islam dan tidak menyukai apa yang mereka kerjakan. Setiap saat mereka berupaya agar Islam segera hancur dan mereka terbebas dari penderitaan akibat mengerjakan ibadah yang tidak mereka sukai. Banyak cara mereka lakukan seperti hasutan untuk melemahkan muslim atau untuk mengadu-domba sesama muslim. Bisa juga, seolah-olah membela Islam, mereka melakukan teror terhadap penganut agama lain dengan tujuan agar Islam dipandang sebagai agama kekerasan. Apakah mereka berhasil dalam upayanya menghancurkan Islam? Setiap tipu daya berbalik kepada mereka sendiri. Mungkin pada masa sekarang bisa kita lihat pada fenomena ISIS.

Allah mengetahui mana hambanya yang berniat tulus dan mana yang hanya berpura-pura. Bagi yang berniat tulus dalam beribadah, Allah memberikan balasan berupa ketenangan hati yang terpancar dalam wajah yang cerah serta tindak-tanduk yang bebas dan penuh keyakinan. Sedangkan bagi yang hendak menipu Allah dengan berpura-pura, Allah balas menipunya dengan memberikan keresahan hati yang terpancar dalam wajah yang kusut serta tindak-tanduk yang penuh keterpaksaan dan keraguan. Makin sering menipu dan melupakan Allah, makin banyak kesusahan yang dideritanya. Nasib mereka lebih celaka daripada orang kafir karena orang kafir tidak ada beban harus berpura-pura. Jadi, sebelum tipuan itu mengena kepada Allah dan orang beriman, Allah sudah balikkan tipuan itu kepada mereka sendiri. Itu baru di dunia. Di akhirat mereka mendapat tempat di neraka lebih rendah daripada orang kafir. Allah ditipu? Silakan renungkan sendiri.

Friday, November 27, 2015

Siapa yang menyesatkan manusia?



43.. Siapakah yg menyesatkan manusia? Setan (Qs.4:119-120, 5:42 ).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan (Qs.4:88).
Suatu bencana datangnya berasal dari sisi Allah Muslim (Qs.4:78).
Jadi, disini sudah ada 4 ayat yg saling pertentangan. Total sudah ada 184 pertentangan.


Setan yang menyesatkan manusia dalam QS 4:119-120 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 119-120)
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَءَامُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ ءَاذَانَ ٱلْأَنْعَـٰمِ وَلَءَامُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَتَّخِذِ ٱلشَّيْطَـٰنَ وَلِيًّۭا مِّن دُونِ ٱللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًۭا مُّبِينًۭا [٤:١١٩]يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ إِلَّا غُرُورًا [٤:١٢٠]
Terjemahan bebas: ayat 119: (Setan berkata) “Dan akan kubuat mereka sesat dan akan kubangkitkan angan-angan kosong mereka dan akan kuperintahkan mereka agar menyobek telinga hewan-hewan ternak mereka dan akan kuperintahkan mereka agar mengubah ciptaan Allah.” Dan barangsiapa mengambil setan sebagai pelindungnya selain Allah, maka sesungguhnya telah dia rugikan dirinya serugi-ruginya. Ayat 120: Dia menjanjikan dan dia membangkitkan angan-angan kosong, dan tidaklah setan menjanjikan kecuali hanya kesia-siaan.

 Setan yang menyesatkan manusia dalam QS 5:42 (Al Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 42)
سَمَّـٰعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّـٰلُونَ لِلسُّحْتِ ۚ فَإِن جَآءُوكَ فَٱحْكُم بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ ۖ وَإِن تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيْـًۭٔا ۖ وَإِنْ حَكَمْتَ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ [٥:٤٢]
Terjemahan bebas: Orang-orang yang selalu memperturuti kebohongan yang serakah akan perbuatan terlarang. Kemudian jika mereka mendatangimu, maka tetapkan hukum di antara mereka atau abaikan mereka. Dan jika kamu abaikan mereka, maka hal itu tidak akan mencelakai kamu. Dan jika kamu tetapkan hukum di antara mereka, maka hukumlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil.

Allah Muslim berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan dalam QS 4:88 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 88)
فَمَا لَكُمْ فِى ٱلْمُنَـٰفِقِينَ فِئَتَيْنِ وَٱللَّهُ أَرْكَسَهُم بِمَا كَسَبُوٓا۟ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَهْدُوا۟ مَنْ أَضَلَّ ٱللَّهُ ۖ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلًۭا [٤:٨٨]
 Terjemahan bebas: Maka ada apa dengan (sikap) kalian dalam menghadapi orang-orang yang bermuka dua menjadi terbelah? Dan Allah telah membalikkan apa-apa yang mereka upayakan. Akankah kalian menginginkan untuk memberi petunjuk kepada yang Allah sesatkan? Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka dia tidak akan menemukan jalan.

Suatu bencana datangnya berasal dari sisi Allah Muslim dalam QS 4:78 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 78)
أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍۢ مُّشَيَّدَةٍۢ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌۭ يَقُولُوا۟ هَـٰذِهِۦ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌۭ يَقُولُوا۟ هَـٰذِهِۦ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّۭ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ فَمَالِ هَـٰٓؤُلَآءِ ٱلْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًۭا [٤:٧٨]
Terjemahan bebas: Di manapun kalian berada, maut menghampiri kalian, meskipun kalian berada di benteng yang diperkuat. Dan jika kebaikan menimpa mereka, mereka akan berkata: “Hal ini dari sisi Allah.” Dan jika keburukan menimpa mereka, mereka akan berkata: “Hal ini dari sisi kamu.” Katakanlah: “Segalah sesuatu dari sisi Allah. Maka berpalinglah dari suatu kaum yang mereka itu  sukar sekali diberi pengertian dengan kata-kata.”

ULASAN

Saya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh penuduh dengan menampilkan ayat-ayat ini. Jika ingin membicarakan perkara siapa yang menyesatkan lihat posting sebelumnya: Allah menyesatkan manusia? Adapun QS 4:119 adalah modus operandi setan, yaitu: memberi petunjuk yang sesat (membisikkan ide yang seolah-olah benar), memberikan fatamorgana (impian hidup abadi di dunia), menyuruh ritual di luar tuntunan agama, dan menyuruh untuk mengubah ciptaan Allah (misal operasi plastik kecantikan). Padahal apa yang setan janjikan setelah manusia terjebak modus operandi tersebut tidak akan terpenuhi.

Manusia diberi kebebasan untuk memilih sebagaimana dinyatakan dalam QS 18:29 (Al Quran surat Al Kahf [gua] ayat 29
وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلظَّـٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا۟ يُغَاثُوا۟ بِمَآءٍۢ كَٱلْمُهْلِ يَشْوِى ٱلْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا [١٨:٢٩]
Terjemahan bebas: Katakanlah: “Kebenaran sejati adalah dari Rabb kalian.” Kemudian barangsiapa yang menghendaki, maka berimanlah! Dan barangsiapa yang menghendaki, maka tutuplah (diri dari kebenaran)! Sesungguhnya Kami telah mempersiapkan bagi orang-orang yang aniaya suatu api yang seperti dinding dan atap kemah yang mengurung mereka. Dan jika mereka kehausan, akan disediakan air yang bagaikan tembaga meleleh yang menghanguskan wajah. Sungguh minuman yang mengenaskan dan pembaringan yang menyiksa.

Dengan ayat ini Al Quran menginformasikan bahwa kebenaran sejati selalu ditampakkan kepada setiap manusia. Silahkan pilih: mau beriman atau mau kafir. Setiap pilihan ada konsekuensi yang harus ditanggung sendiri.

Mari perhatikan seperti apa manusia yang disesatkan oleh setan dalam QS 36:60-62 (Al Quran surat Yâsîn [huruf yâ’ dan huruf sîn] ayat 60-62)
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ [٣٦:٦٠]وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَـٰذَا صِرَ‌ٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ [٣٦:٦١]وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّۭا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ [٣٦:٦٢]
Terjemahan bebas: ayat 60: Belumkah Aku peringatkan kepada kalian, wahai anak-anak Adam, bahwa janganlah kalian menghamba kepada setan? Sesungguhnya dia itu adalah musuh yang nyata. Ayat 61: Menghambalah kepadaKu! Inilah jalan yang lurus. Ayat 62: Dan sungguh dia (setan) telah menyesatkan banyak generasi dari kalian. Maka apakah kalian masih juga belum menggunakan akal?

Pada cuplikan ini Al Quran memperingatkan bahwa jalan yang lurus adalah hanya menghamba kepada Allah semata. Jika anak-anak Adam menghamba kepada setan, maka sama halnya dengan menyerah kepada musuh. Pada gilirannya, musuh akan menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Manusia sendiri yang mau dijebak oleh setan. Padahal peringatan sudah jelas. Apakah dengan peringatan yang jelas ini manusia telah lupa atau pura-pura belum tahu? Apakah demikian bodohnya manusia sehingga tidak memahami peringatan ini? Apakah manusia lebih condong mengikuti hawa nafsunya dibandingkan dengan tunduk kepada perintah Allah?

Sedangkan QS 4:78 tidak ada hubungannya dengan kesesatan. Kematian adalah ketetapan Allah dan bukanlah bencana. Jika ingin membicarakan perkara bencana lihat posting sebelumnya: Siapa sumber malapetaka?

Wednesday, November 25, 2015

Jin dan manusia diciptakan untuk masuk neraka?



42. Jin dan manusia, apakah diciptakan untuk menyembah Allah Muslim atau neraka? Jin dan manusia diciptakan hanya untuk melayani Allah Muslim ( Qs.51:56).
Hal ini bertentangan dengan:
Jin dan Manusia, beberapa di antara mereka diciptakan untuk menempati neraka jahanam (Qs.7:179).
Jadi, disini sudah ada 1 pertentangan, jadi total sudah ada 180 pertentangan.


Jin dan manusia diciptakan hanya untuk melayani Allah Muslim dalam QS 51:56 (Al Quran surat Ad Dzariyât [angin yang berhembus] ayat 56)
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [٥١:٥٦]
Terjemahan bebas: Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menghamba kepadaKu.

Jin dan Manusia, beberapa di antara mereka diciptakan untuk menempati neraka jahanam dalam QS 7:179 (Al Quran surat Al A’râf [tempat yang ditinggikan] ayat 179)
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌۭ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌۭ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌۭ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَـٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَـٰفِلُونَ [٧:١٧٩]
Terjemahan bebas: Dan sesungguhnya Kami telah memperbanyak bagi Gehenna dari golongan jin dan golongan manusia. Mereka punya hati yang tidak mereka gunakan untuk dapat memahami, dan mereka punya mata yang tidak mereka gunakan untuk melihat, dan mereka punya telinga yang tidak mereka gunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan mereka menyesatkan dirinya. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

ULASAN

Pada QS 51:56 Al Quran menginformasikan bahwa Allah menciptakan (khalaqa, خلق) jin dan manusia untuk menghamba kepadaNya. Di sini digunakan kata mencipta yang artinya membuat suatu yang baru.

Berbeda dengan malaikat, hewan atau makhluk bernyawa lainnya, jin dan manusia diberikan anugrah yang lengkap berupa pendengaran, penglihatan dan hati nurani. Malaikat dan hewan tidak dilengkapi dengan itu sehingga mereka selalu patuh kepada perintah Allah. Sedangkan, jin dan manusia dengan fasilitas yang diberikan mempunyai kebebasan untuk memilih: patuh atau membangkang.

Perhatikan QS 67:23-24 (Al Quran surat Al Mulk [kerajaan] ayat 23-24)
قُلْ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَـٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۖ قَلِيلًۭا مَّا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣]قُلْ هُوَ ٱلَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ [٦٧:٢٤]
Terjemahan bebas: Ayat 23: Katakanlah: “Dia yang memproduksi kalian dan menjadikan bagi kalian pendengaran, dan penglihatan, dan intelektualitas. (Akan tetapi) sedikit dari kalian yang berterima kasih (atas anugerah yang diberikan).” Ayat 24: Katakanlah: “Dia yang memperbanyak kalian di bumi dan kepada Dia kalian akan dikumpulkan.”

Pada QS 67:23 digunakan kata ansya’a (أنشأ) yang artinya menghasilkan, menghidupkan atau menumbuh kembangkan sehingga sering diterjemahkan sebagai mencipta. Selanjutnya, jin dan manusia dilengkapi dengan pendengaran (untuk menangkap fenomena yang ada di sekitar), penglihatan (untuk mencari tahu tujuan hidupnya) dan hati nurani (untuk menyelaraskan fenomena dengan tujuan) sehingga dia dapat memilih jalan hidup yang sesuai baginya. Di ujung ayat ini dikatakan sedikit sekali yang berterima kasih, artinya sedikit sekali yang menggunakan fasilitas yang telah diberikan sesuai dengan peruntukannya, atau malah tidak digunakan sama sekali.

Pada QS 67:24 dan QS 7:179 digunakan kata dzara’a (ذرأ) yang artinya menghasilkan, melipatgandakan, atau menabur benih sehingga kadang diterjemahkan menjadi mencipta. Makin banyak jin dan manusia, seharusnya makin banyak pelajaran yang dapat diambil sebagai teladan agar dapat memilih mana yang buruk dan mana yang baik. Dengan demikian, Allah tidak menciptakan jin dan manusia untuk langsung menjadi penghuni neraka. Perhatikan urutan fasilitas pada QS 7:179 Hati nurani, penglihatan dan pendengaran. Hal ini mengindikasikan bahwa hati nurani yang paling bertanggung jawab atas jalan yang akan diambil. Jin dan manusia selama waktu hidupnya diberi kesempatan untuk bebas memilih terlebih dulu, mana akhir yang akan ditujunya sesuai dengan fasilitas yang diberikan kepadanya. Makin banyak yang memilih untuk menyesatkan dirinya, makin banyak yang menjadi penghuni neraka.

Sunday, November 22, 2015

Meminum khamr itu baik atau jahat?



41. Khamar (Arak): Baik atau Jahat? Meminum Khamar ( Arak) adalah perbuatan setan/iblis (Qs.5:90, 2:219).
Hal ini bertentangan dengan:
Di sorga tersedia sungai-sungai dari khamar/arak (Qs.47:15).
Di sorga tersedia sungai-sungai dari khamar/arak (Qs.83:22-25) .
Sampai disini sudah ada 3 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 179 pertentangan.



Meminum Khamar ( Arak) adalah perbuatan setan/iblis dalam QS 5:90 (Al Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 90)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَـٰمُ رِجْسٌۭ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَـٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [٥:٩٠]
Terjemahan bebas: Wahai mereka yang beriman sesungguhnya khamr, berjudi, berhala dan meramal nasib hanyalah perbuatan berdosa (,yaitu) bagian dari pekerjaan setan. Maka hindarilah dia, mudah-mudahan kalian sukses.

Meminum Khamar ( Arak) adalah perbuatan setan/iblis dalam 2:219 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 219)
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْخَمْرِ وَٱلْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَآ إِثْمٌۭ كَبِيرٌۭ وَمَنَـٰفِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَآ أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا ۗ وَيَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ ٱلْعَفْوَ ۗ كَذَ‌ٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَـٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ [٢:٢١٩]
Terjemahan bebas: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang khamr dan berjudi. Katakanlah: “Dalam keduanya ada dosa besar dan manfaat bagi manusia. Dan dosa pada keduanya lebih besar dari manfaat keduanya.” Dan mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka belanjakan (di jalan Allah). Katakanlah: “Kelebihan (dari keperluan kalian sehari-hari).” Begitulah Allah menjelaskan bagi kalian tanda-tanda, mudah-mudahan kalian memikirkan.

Di sorga tersedia sungai-sungai dari khamar/arak dalam QS 47:15 (Al Quran surat Muhammad ayat 15)
مَّثَلُ ٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَآ أَنْهَـٰرٌۭ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍۢ وَأَنْهَـٰرٌۭ مِّن لَّبَنٍۢ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَـٰرٌۭ مِّنْ خَمْرٍۢ لَّذَّةٍۢ لِّلشَّـٰرِبِينَ وَأَنْهَـٰرٌۭ مِّنْ عَسَلٍۢ مُّصَفًّۭى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَ‌ٰتِ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّن رَّبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَـٰلِدٌۭ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًۭا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ [٤٧:١٥]
Terjemahan bebas: Gambaran surga yang dijanjikan bagi yang takut (terhadap Allah), di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak tercemar, dan sungai-sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai dari khamr yang memberi kenyamanan bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang bening. Dan bagi mereka di dalamnya ada berbagai macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka. Samakah dengan siapa yang menghuni neraka dan dicekoki air mendidih yang kemudian memotong-motong usus mereka?

Di sorga tersedia sungai-sungai dari khamar/arak dalam QS 83:22-25 (Al Quran surat Al Muthaffifin [orang-orang yang curang] ayat 22-25)
إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ [٨٣:٢٢]عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ [٨٣:٢٣]تَعْرِفُ فِى وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ ٱلنَّعِيمِ [٨٣:٢٤]يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍۢ مَّخْتُومٍ [٨٣:٢٥]
 Terjemahan bebas: Ayat 22: Sesungguhnya orang-orang yang berbakti akan berada dalam kenikmatan. Ayat 23: Di atas dipan-dipan mereka saling berpandangan. Ayat 24: Terlihat di wajah-wajah mereka keceriaan atas kenikmatan. Ayat 25: Mereka disajikan minuman menyegarkan yang awet tersimpan.

Manusia selama hidup di dunia selalu dihadapkan dengan pilihan: balasan atas perbuatan baik dan dosa atas perbuatan buruk yang harus ditanggungnya sampai dengan hari kiamat. Setiap orang beragama yang ingin masuk surga tentu berusaha menanggung beban dosa yang seringan-ringannya, walaupun balasan perbuatan baiknya cuma sedikit. Pada QS 5:90 Al Quran menginformasikan bahwa mengkonsumsi khamr adalah “rijs” (رجس) suatu perbuatan yang berpotensi dihukum (artinya berdosa) yaitu bagian dari pekerjaan setan. Mengapa demikian? Lihat kelanjutannya pada QS 5:91:
إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيْطَـٰنُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ ٱلْعَدَ‌ٰوَةَ وَٱلْبَغْضَآءَ فِى ٱلْخَمْرِ وَٱلْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ [٥:٩١]
Terjemahan bebas: Setan hanyalah menginginkan kejatuhan di antara kalian dalam permusuhan dan kebencian melalui khamr dan berjudi, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan dari mendirikan shalat. Tidakkah kalian dapat menahan diri?

Pada QS 5:91 Al Quran menggambarkan akibat-akibat mengkonsumsi khamr dan berjudi selama hidup di dunia sehingga Islam menetapkannya sebagai dosa besar. Beban sosial dari keduanya sangat besar, yaitu menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia. Tidak perlu dibicarakan di sini karena sudah banyak sekali studi mengenai hal ini. Bagi muslim akibat yang sangat fatal adalah lupa akan Allah dan tidak menunaikan kewajiban untuk shalat, hal yang sudah pasti akan menjerumuskan muslim masuk neraka.

Karena Al Quran sudah menetapkan bahwa mengkonsumsi khamr ada suatu dosa besar di dalamnya, maka seorang muslim dengan maksimal berusaha menghindarinya. Pada hari pengadilan, jika timbangan dosanya ringan, maka dengan kasih sayang Allah dia diputuskan masuk surga.

Berbeda dengan di dunia, setelah hari pengadilan, seseorang sudah tidak lagi dibebani pilihan berbuat baik atau berbuat dosa. Karena tersedia di surga , tidak ada salahnya untuk menikmati khamr. Perhatikan, pada QS 47:15 Al Quran menginformasikan bahwa selain fasilitas yang tersedia bagi penghuni surga, disebutkan juga adanya ampunan dari Rabb mereka. Artinya, dosa apapun yang dilakukan seperti di dunia, maka di surga dosa itu akan selalu diampuni.

Lagi pula, semua minuman yang disajikan di surga tidak membuat seseorang sakit kepala atau mabuk, lihat QS Al Wâqi’ah [keguncangan] 56:18-19. Dengan demikian, minuman penghuni surga tidak mengakibatkan orang berbuat dosa. Sedangkan bagi orang yang berada di neraka, perbuatan baik sebanyak apapun tidak akan meringankan siksaannya.

Wednesday, November 18, 2015

Orang kristen masuk surga?



39. Apakah orang2 Kristen/Nasrani akan ke sorga? Ya (Qs.2:62, Qs.5:69)
Hal ini bertentangan dengan:
Orang2 Kristen/Nasrani tidak akan ke sorga (Qs.3:85).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 173 pertentangan.


Orang2 Kristen/Nasrani akan ke sorga dalam QS 2:62 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 62):
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٢:٦٢]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya mereka yang beriman dan mereka yang beragama yahudi dan orang-orang kristen, orang-orang Saba’, yaitu siapa saja beriman kepada Allah dan hari akhir dan melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka bagi mereka balasan mereka di sisi Rabb mereka, dan tidak ada kekhawatiran atas mereka dan mereka bersusah hati.

Orang2 Kristen/Nasrani akan ke sorga  dalam QS 5:69 (Al Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 69)
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلصَّـٰبِـُٔونَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٥:٦٩]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya mereka yang beriman dan mereka yang beragama yahudi dan orang-orang Saba’ dan orang-orang Kristen, yaitu siapa saja beriman kepada Allah dan hari akhir dan melakukan perbuatan baik, maka tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidaklah mereka bersedih hati.

Orang2 Kristen/Nasrani tidak akan ke sorga dalam QS 3:85 (Al Quran surat Ali ‘Imrân [keluarga Amram] ayat 85)
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَـٰمِ دِينًۭا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ [٣:٨٥]
Terjemahan bebas: Dan barangsiapa mencari agama selain penyerahan diri (kepada Allah), maka dia tidak akan diterima (amalan) darinya dan dia di akhirat bagian dari orang-orang yang merugi.

ULASAN

Pada QS 2:62 Al Quran menginformasikan bahwa siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan melakukan perbuatan baik, maka perbuatan baiknya itu akan dibalas oleh Rabb mereka, dan tidak ada kekhawatiran dan tidak bersusah hati. Pada QS 5:69, tanpa informasi balasan dari Rabb mereka. Pada kedua ayat ini tidak membicarakan surga sebagai balasannya. Tidak ada informasi bahwa setelah melakukan hal-hal baik seseorang akan mendapat balasan surga.

Seorang muslim percaya bahwa orang yang masuk surga adalah semata-mata kasih sayang Allah kepada seorang hamba yang Dia kehendaki. Jadi tidak ada jaminan bahwa seorang yang beragama islam otomatis masuk surga. Agar seorang muslim dapat masuk surga, dia berusaha agar mendapat kasih sayang Allah dengan cara semata-mata menghamba kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya, kemudian mengerjakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang sebagaimana diterangkan dalam pokok-pokok ajaran Islam. Karena memasukkan seseorang ke surga adalah hak Allah, maka seorang kristen bisa saja masuk surga. Masalah iman adalah masalah keyakinan seseorang di dalam hatinya. Kita tidak tahu apakah di dalam hati orang tersebut ada keyakinan semata-mata menghamba kepada Allah ataukah masih ada kecenderungan mempersekutukanNya. Sebagai muslim, saya hanya berdoa agar seorang kristen mendapat petunjuk Allah sehingga sebelum ajal dapat bertobat agar masuk surga, walaupun dalam KTP nya belum islam.

Pada QS 3:85 Al Quran menginformasikan bahwa jika seseorang mencari-cari keselamatan di luar penyerahan diri kepada Allah, maka perbuatan baik sebanyak apapun tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Hal ini juga berlaku bagi seseorang yang menyatakan dirinya muslim, jika dia masih belum total menyerahkan dirinya kepada Allah. Sebagai contoh, dia masih suka pergi ke dukun untuk menanyakan nasibnya. Sekali lagi dalam ayat ini juga tidak membicarakan masuk surga.

Tuesday, November 17, 2015

Siapa yang menanggung dosa?



37. Siapakah yg menderita akibat dari konsekuensi dosa? Alquran menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap dosa yg diperbuatnya masing2 ( Qs.17:13-15, 53:38-42).
Hal ini bertentangan dengan:
Anehnya, Alquran menyalahkan orang2 Yahudi pada zaman Mhd karena dosa yang telah mereka lakukan 2000 tahun sebelumnya oleh orang2 Yahudi ketika menyembah Patung berhala Lembu Emas (Qs.7:152).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 170 pertentangan.


setiap orang bertanggung jawab terhadap dosa yg diperbuatnya masing2 dalam QS 17:13-15 (Al Quran surat Al Isrâ’ [perjalanan malam] ayat 13-15)
وَكُلَّ إِنسَـٰنٍ أَلْزَمْنَـٰهُ طَـٰٓئِرَهُۥ فِى عُنُقِهِۦ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ كِتَـٰبًۭا يَلْقَىٰهُ مَنشُورًا [١٧:١٣]ٱقْرَأْ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ ٱلْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًۭا [١٧:١٤]مَّنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌۭ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًۭا [١٧:١٥]
Terjemahan bebas: Ayat 13: Dan bagi setiap manusia Kami lekatkan perbuatannya dalam lehernya, dan Kami perlihatkan baginya pada hari kiamat sebagai suatu catatan terbuka yang dapat dia lihat. Ayat 14: “Bacalah catatan kamu yang cukup sebagai perhitungan atas diri kamu pada hari ini.” Ayat 15: Barangsiapa mendapat petunjuk, maka dia hanyalah menujuki bagi dirinya. Dan barangsiapa tersesat, maka dia hanyalah menyesatkan atas dirinya. Dan Tidak ada yang memikul beban yang dibebankan kepada orang lain. Dan Tidaklah Kami menyiksa (suatu kaum) sampai Kami bangkitkan seorang utusan (bagi kaum itu).

setiap orang bertanggung jawab terhadap dosa yg diperbuatnya masing2 dalam QS 53:38-42 (Al Quran surat An Najm [bintang] ayat 38-42)
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌۭ وِزْرَ أُخْرَىٰ [٥٣:٣٨]وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ [٥٣:٣٩]وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ [٥٣:٤٠]ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ [٥٣:٤١]وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ [٥٣:٤٢]
Terjemahan bebas: Ayat 38: Tidaklah dia memikul beban yang dibebankan kepada orang lain. Ayat 39: Dan bahwa bukanlah bagi seorang manusia kecuali apa-apa yang dia usahakan. Ayat 40: Bahwa sesungguhnya yang dia usahakan akan dilihatnya. Ayat 41: Kemudian dia dibalas penuh dengan balasannya. Ayat 42: Dan bahwa sesungguhnya batasannya terserah kepada Rabb kamu.

Alquran menyalahkan orang2 Yahudi pada zaman Mhd karena dosa yang telah mereka lakukan 2000 tahun sebelumnya oleh orang2 Yahudi ketika menyembah Patung berhala Lembu Emas dalam QS 7:152 (Al Quran surat Al A’râf [tempat yang ditinggikan] ayat 152)
إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ ٱلْعِجْلَ سَيَنَالُهُمْ غَضَبٌۭ مِّن رَّبِّهِمْ وَذِلَّةٌۭ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَكَذَ‌ٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُفْتَرِينَ [٧:١٥٢]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya mereka yang mengambil anak sapi akan mendapat murka dari Rabb mereka, dan kehinaan dalam kehidupan dunia. Dan Begitulah Kami membalas orang-orang yang mempermainkan (agama).

ULASAN

Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan pertentangan QS 17:13-15 dan QS 53:38-42 di satu pihak, dan dengan QS 7:152 di lain pihak. Yang pertama adalah salah satu prinsip keimanan dalam islam yang sudah dimengerti oleh si penuduh. Sedangkan yang kedua adalah cuplikan kisah yang terjadi ketika Musa (as) menemukan kaumnya menyembah anak sapi. Dalam hal ini tidak ada hubungannya dengan orang-orang yahudi yang hidup kemudian di jaman Muhammad SAW. Apa yang tertulis di QS 7:152 berlaku bagi siapa saja. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka akan ada murka, baik yahudi, kristen maupun muslim. Cuplikan yang sama juga diceritakan dalam Kitab Keluaran 32:10.

QS 17:13 sungguh menarik. Rekaman dari seluruh perbuatan manusia disimpan di lehernya yang nanti akan diputar kembali pada hari pembalasan ketika menimbang antara kebaikan dan dosa. Ibaratnya seperti rekaman CCTV yang disimpan dalam suatu file. Nanti pada saat diperlukan, file itu dapat dibuka sehingga peristiwanya dapat diputar kembali. Analogi semacam ini tentunya belum terbayangkan oleh manusia 14 abad lampau. Tantangan bagi manusia modern adalah dengan pikiran terbuka memecahkan misteri yang dimaksud dengan “melekatkan perbuatannya di leher” sehingga dapat menemukan rekaman peristiwa yang dialami seorang manusia. Bukan malah membuat tuduhan baru: Tuhannya muslim itu bodoh menempelkan perbuatan seseorang di lehernya, kok tidak terlihat? Allah maha kuasa atas segala hal. Sekiranya Dia mau, perkara ini sudah Dia informasikan kepada manusia zaman dulu. Akan tetapi, dengan ayat ini, Dia ingin menguji keimanan manusia. Secara berangsur-angsur Dia tambahkan ilmu kepada manusia sehingga baru manusia modern yang mengerti bagaimana cara kerjanya. Apakah dengan pengungkapan ini manusia mau beriman?

Sunday, November 15, 2015

Firman Allah dapat diganti?



35. Apakah ayat2 Alquran/Firman Allah dapat diganti? Firman Allah adalah sempurna dalam kebenaran dan keadilan dan tiada seorangpun yg dapat mengganti Firman Allah ( Qs.6:115).
Hal ini bertentangan dengan:
Nyata-nyatanya Allah Muslim dan Muhammad juga mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman) Allah dengan yg lebih baik ( Qs.2:106, Qs.16:101).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 166 pertentangan.


Firman Allah adalah sempurna dalam kebenaran dan keadilan dan tiada seorangpun yg dapat mengganti Firman Allah dalam QS 6:115 (Al Quran surat Al An’âm [hewan ternak] ayat 115)
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًۭا وَعَدْلًۭا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ [٦:١١٥]
Terjemahan bebas: Dan kalimat Rabb kamu telah sempurna sebagai suatu kebenaran dan keadilan. Tidak ada yang dapat mengganti bagi kalimat-kalimatNya. Dan Dia mendengar mengetahui.

Tambahan dalam QS 10:64 (Al Quran surat Yunus [Jonah] ayat 64):
لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ ۚ ذَ‌ٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ [١٠:٦٤]
Terjemahan bebas: Bagi mereka kabar gembira dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada pergantian bagi kalimat-kalimat Allah. Itulah dia, kesuksesan yang agung.

Tambahan dalam QS 6:34 (Al Quran surat Al An’aam [hewan ternak] ayat 34):
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌۭ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُوا۟ عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا۟ وَأُوذُوا۟ حَتَّىٰٓ أَتَىٰهُمْ نَصْرُنَا ۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ ۚ وَلَقَدْ جَآءَكَ مِن نَّبَإِى۟ ٱلْمُرْسَلِينَ [٦:٣٤]
Terjemahan bebas: Dan sungguh utusan-utusan sebelum kamu (Muhammad) telah ditolak (pekabaran dari mereka). Kemudian mereka bersabar atas penolakan dan siksaan sampai pertolongan Kami datang kepada mereka. Dan tidak ada yang dapat mengganti bagi kalimat-kalimat Allah. Dan sungguh telah datang kepada kamu berita tentang orang-orang yang diutus itu.

Allah Muslim dan Muhammad juga mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman) Allah dengan yg lebih baik dalam QS 2:106 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 106)
مَا نَنسَخْ مِنْ ءَايَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍۢ مِّنْهَآ أَوْ مِثْلِهَآ ۗ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ [٢:١٠٦]
Terjemahan bebas: Apa-apa yang telah Kami hapus dari ayat atau yang telah Kami jadikan (manusia) lupa akan dia (ayat),   Kami datangkan yang lebih baik dari dia (ayat) atau yang setara dengan dia (ayat). Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah atas segala sesuatu sangat berkuasa?

Allah Muslim dan Muhammad juga mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman) Allah dengan yg lebih baik dalam QS 16:101 (Al Quran surat An Nahl [lebah] ayat 101)
وَإِذَا بَدَّلْنَآ ءَايَةًۭ مَّكَانَ ءَايَةٍۢ ۙ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوٓا۟ إِنَّمَآ أَنتَ مُفْتَرٍۭ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ [١٦:١٠١]
Terjemahan bebas: Dan ketika Kami gantikan suatu ayat dengan ayat lain, dan Allah lebih mengetahui atas apa-apa yang diturunkan berangsur-angsur, mereka berkata: “Kamu hanyalah seorang yang ngarang-ngarang.” Justru kebanyakan mereka tidak mengetahui.

ULASAN

Tidak perlu diterangkan lagi ayat-ayat di atas karena sudah dimengerti maksudnya. Yang menjadi persoalan adalah penuduh belum dapat membedakan antara kalimat dan ayat. Keduanya disamakan sebagai firman atau perkataan. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Adapun tentang kalimat (كلمة), arti harfiahnya adalah "kata" (word), bukan sebagai "kalimat" (sentence) dalam bahasa Indonesia. Kalimat dapat diartikan juga sebagai ketetapan. Suatu ketetapan tidak pernah berubah. Jika Allah sudah menetapkan suatu urusan, maka sejak itu sampai selama-lamanya urusan itu tidak akan berubah. Salah satu ketetapan Allah tentang manusia adalah perjalanan manusia. Setelah dihidupkan ke dunia, manusia akan dimatikan. Setelah itu akan dibangkitkan, dan setelah itu akan ditimbang perbuatan baik dan buruknya. Jika baik maka akan tinggal di surga dan jika buruk akan tinggal di neraka. Berlaku untuk selama-lamanya. Urusan ini sudah ditetapkan Allah sebelum manusia itu ada. Sudah ada ratusan bahkan ribuan nabi yang diutus ke dunia, misinya tetap sama yaitu menyampaikan kalimat Allah yang tidak pernah ada penggantian.

Sedangkan ayat (ءاية) dalam bahasa arab dapat diterjemahkan sebagai ayat secara harfiah yaitu: bagian suatu dari pasal, bagian dari suatu surat, atau baris dari suatu puisi. Akan tetapi ayat juga bisa berarti tanda, simbol atau alamat. Informasi yang dimaksud dalam QS 2:106 dan QS 16:101 bisa saja tentang ayat dalam Al Quran dan bisa tentang simbol kebesaran Allah.

Harus diakui bahwa telah terjadi pergantian ayat dalam Al Quran. Perhatikan, sebelum wahyu terakhir turun, QS 5:3 (Al Quran surat [meja perjamuan] ayat 3) berbunyi seperti ini:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَـٰمِ ۚ ذَ‌ٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍۢ لِّإِثْمٍۢ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣]
Terjemahan bebas: Terlarang bagi kalian (untuk mengkonsumsi): bangkai, dan darah, dan daging babi, dan apa-apa yang disembelih tidak dengan nama Allah, dan (yang mati) tercekik, dan (yang mati) dipukul, dan (yang mati) dijatuhkan, dan (yang mati) disiksa, dan yang dimakan binatang liar kecuali jika kalian sempat menyembelihnya, dan (yang mati) dikorbankan (di altar), dan yang dibagikan dengan undian dengan anak panah. Hal-hal semacam itu tidak layak bagi kalian. Kemudian barangsiapa yang terpaksa dalam kelaparan bukan cenderung berbuat dosa (, hal tersebut diperbolehkan), maka sesungguhnya Allah itu penuh pengampunan dan kasih sayang.

Setelah wahyu terakhir turun, maka wahyu terakhir itu kemudian disisipkan di tengah-tengah ayat QS 5:3 di atas sehingga susunannya menjadi sebagai berikut:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَـٰمِ ۚ ذَ‌ٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ ٱلْيَوْمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَٱخْشَوْنِ ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًۭا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍۢ لِّإِثْمٍۢ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣]
Terjemahan bebas: Terlarang bagi kalian (untuk mengkonsumsi): bangkai, dan darah, dan daging babi, dan apa-apa yang disembelih tidak dengan nama Allah, dan (yang mati) tercekik, dan (yang mati) dipukul, dan (yang mati) dijatuhkan, dan (yang mati) mati disiksa, dan yang dimakan binatang liar kecuali jika kalian sempat menyembelihnya, dan (yang mati) dikorbankan (di altar), dan yang dibagikan dengan undian dengan anak panah. Hal-hal semacam itu tidak layak bagi kalian. Pada hari ini orang-orang yang menutup (kebenaran) telah berputus asa atas agama kalian, maka janganlah takut kepada mereka, melainkan takutlah kepadaKu. Dan telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku genapkan atas kalian nikmatKu, dan Aku suka bagi kalian penyerahan diri sebagai agama kalian. Kemudian barangsiapa yang terpaksa dalam kelaparan bukan cenderung berbuat dosa (, hal tersebut diperbolehkan), maka sesungguhnya Allah itu penuh pengampunan dan kasih sayang.

Saya tidak tahu mengapa wahyu terakhir tersebut yang membicarakan masalah sempurnanya keimanan, kemudian disisipkan ke dalam ayat yang membicarakan masalah konsumsi. Sebagai muslim, hal ini saya terima sebagai ketetapan Allah yang tidak berubah. Saya tidak akan membahas hal semacam ini karena setiap orang akan membuat penafsiran yang berbeda-beda, yang pasti ada pelajaran tersendiri yang harus direnungkan agar menambah keimanan.

Jika ayat diartikan sebagai tanda atau simbol, maka perhatikan perihal kelahiran ‘Isa (as). Al Quran menginformasikan bahwa peristiwa ini adalah simbol kekuasaan Allah sebagaimana dinyatakan dalam QS 23:50 (Al Quran surat Al Mu’minûn [orang-orang beriman] ayat 50).
وَجَعَلْنَا ٱبْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُۥٓ ءَايَةًۭ وَءَاوَيْنَـٰهُمَآ إِلَىٰ رَبْوَةٍۢ ذَاتِ قَرَارٍۢ وَمَعِينٍۢ [٢٣:٥٠]
Terjemahan bebas: Dan Kami jadikan anak Maria dan ibunya sebagai simbol. Dan kami berikan kepada keduanya perlindung di tanah yang tinggi dengan kenyamanan dilengkapi mata air.

Mengapa demikian? Pada masa menjelang kelahirannya orang sudah tidak taat lagi menjalankan hukum-hukum Musa (as), cenderung kepada hal-hal yang keduniaan, atau mengikuti ajaran berhala. Orang sudah lupa bagaimana dulu nenek moyang mereka diciptakan. Untuk itulah Allah membuat peristiwa yang menggemparkan dengan kelahiran ‘Isa (as), seorang anak tanpa ayah biologis. Orang-orang yahudi menjadi resah, ada yang sadar kemudian kembali taat mengikuti hukum-hukum Musa (as), ada yang malah menyangkal peristiwa ini, dan ada juga menganggap peristiwa ini sebagai suatu keajaiban sehingga disimpulkan bahwa bayi yang lahir itu adalah anak Tuhan. Padahal peristiwa ini adalah ayat kekuasaan Allah. Dengan ini, manusia diingatkan kembali tentang penciptaan Adam (as). Peristiwa mana yang lebih besar? Kelahiran ‘Isa (as) tanpa ayah biologis atau penciptaan Adam (as) tanpa ayah dan tanpa ibu biologis? Semua hal itu mudah bagi Allah karena Allah kuasa atas segala sesuatu.