35. Apakah ayat2 Alquran/Firman Allah dapat diganti? Firman Allah adalah sempurna dalam kebenaran dan keadilan dan tiada seorangpun yg dapat mengganti Firman Allah ( Qs.6:115).
Hal ini bertentangan dengan:
Nyata-nyatanya Allah Muslim dan Muhammad juga mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman) Allah dengan yg lebih baik ( Qs.2:106, Qs.16:101).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 166 pertentangan.
Firman Allah adalah sempurna dalam
kebenaran dan keadilan dan tiada seorangpun yg dapat mengganti Firman Allah dalam QS 6:115 (Al Quran surat Al An’âm [hewan ternak] ayat 115)
وَتَمَّتْ
كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًۭا وَعَدْلًۭا ۚ
لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦ ۚ
وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ [٦:١١٥]
Terjemahan bebas: Dan kalimat Rabb kamu
telah sempurna sebagai suatu kebenaran dan keadilan. Tidak ada yang dapat mengganti
bagi kalimat-kalimatNya. Dan Dia mendengar mengetahui.
Tambahan dalam QS 10:64 (Al Quran surat Yunus
[Jonah] ayat 64):
لَهُمُ
ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ [١٠:٦٤]
Terjemahan bebas: Bagi mereka kabar gembira
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada pergantian bagi
kalimat-kalimat Allah. Itulah dia, kesuksesan yang agung.
Tambahan dalam QS 6:34 (Al Quran surat Al
An’aam [hewan ternak] ayat 34):
وَلَقَدْ
كُذِّبَتْ رُسُلٌۭ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُوا۟ عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا۟ وَأُوذُوا۟
حَتَّىٰٓ أَتَىٰهُمْ نَصْرُنَا ۚ
وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ ۚ
وَلَقَدْ جَآءَكَ مِن نَّبَإِى۟ ٱلْمُرْسَلِينَ [٦:٣٤]
Terjemahan bebas: Dan sungguh utusan-utusan
sebelum kamu (Muhammad) telah ditolak (pekabaran dari mereka). Kemudian mereka
bersabar atas penolakan dan siksaan sampai pertolongan Kami datang kepada
mereka. Dan tidak ada yang dapat mengganti bagi kalimat-kalimat Allah. Dan
sungguh telah datang kepada kamu berita tentang orang-orang yang diutus itu.
Allah Muslim dan Muhammad juga
mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman)
Allah dengan yg lebih baik dalam QS 2:106 (Al Quran
surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 106)
مَا نَنسَخْ
مِنْ ءَايَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍۢ مِّنْهَآ أَوْ مِثْلِهَآ ۗ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ [٢:١٠٦]
Terjemahan bebas: Apa-apa yang telah Kami
hapus dari ayat atau yang telah Kami jadikan (manusia) lupa akan dia
(ayat), Kami datangkan yang lebih baik
dari dia (ayat) atau yang setara dengan dia (ayat). Tidakkah kamu mengetahui
bahwa Allah atas segala sesuatu sangat berkuasa?
Allah Muslim dan Muhammad juga
mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman)
Allah dengan yg lebih baik dalam QS 16:101 (Al Quran surat An Nahl [lebah] ayat 101)
وَإِذَا
بَدَّلْنَآ ءَايَةًۭ مَّكَانَ ءَايَةٍۢ ۙ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوٓا۟ إِنَّمَآ أَنتَ مُفْتَرٍۭ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ [١٦:١٠١]
Terjemahan bebas: Dan ketika Kami gantikan
suatu ayat dengan ayat lain, dan Allah lebih mengetahui atas apa-apa yang
diturunkan berangsur-angsur, mereka berkata: “Kamu hanyalah seorang yang
ngarang-ngarang.” Justru kebanyakan mereka tidak mengetahui.
ULASAN
Tidak perlu diterangkan lagi ayat-ayat di atas
karena sudah dimengerti maksudnya. Yang menjadi persoalan adalah penuduh belum
dapat membedakan antara kalimat dan ayat. Keduanya disamakan sebagai firman
atau perkataan. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Adapun tentang
kalimat (كلمة), arti harfiahnya adalah "kata" (word), bukan sebagai "kalimat"
(sentence) dalam bahasa Indonesia. Kalimat dapat diartikan juga sebagai
ketetapan. Suatu ketetapan tidak pernah berubah. Jika Allah sudah menetapkan
suatu urusan, maka sejak itu sampai selama-lamanya urusan itu tidak akan
berubah. Salah satu ketetapan Allah tentang manusia adalah perjalanan manusia. Setelah
dihidupkan ke dunia, manusia akan dimatikan. Setelah itu akan dibangkitkan, dan
setelah itu akan ditimbang perbuatan baik dan buruknya. Jika baik maka akan
tinggal di surga dan jika buruk akan tinggal di neraka. Berlaku untuk
selama-lamanya. Urusan ini sudah ditetapkan Allah sebelum manusia itu ada.
Sudah ada ratusan bahkan ribuan nabi yang diutus ke dunia, misinya tetap sama
yaitu menyampaikan kalimat Allah yang tidak pernah ada penggantian.
Sedangkan ayat (ءاية) dalam bahasa arab dapat
diterjemahkan sebagai ayat secara harfiah yaitu: bagian suatu dari pasal,
bagian dari suatu surat, atau baris dari suatu puisi. Akan tetapi ayat juga
bisa berarti tanda, simbol atau alamat. Informasi yang dimaksud dalam QS 2:106
dan QS 16:101 bisa saja tentang ayat dalam Al Quran dan bisa tentang simbol
kebesaran Allah.
Harus diakui bahwa telah terjadi pergantian
ayat dalam Al Quran. Perhatikan, sebelum wahyu terakhir turun, QS 5:3 (Al Quran
surat [meja perjamuan] ayat 3) berbunyi seperti ini:
حُرِّمَتْ
عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ
ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ
وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى
ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَـٰمِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ
مُتَجَانِفٍۢ لِّإِثْمٍۢ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣]
Terjemahan bebas: Terlarang bagi kalian
(untuk mengkonsumsi): bangkai, dan darah, dan daging babi, dan apa-apa yang
disembelih tidak dengan nama Allah, dan (yang mati) tercekik, dan (yang mati)
dipukul, dan (yang mati) dijatuhkan, dan (yang mati) disiksa, dan yang dimakan
binatang liar kecuali jika kalian sempat menyembelihnya, dan (yang mati)
dikorbankan (di altar), dan yang dibagikan dengan undian dengan anak panah.
Hal-hal semacam itu tidak layak bagi kalian. Kemudian barangsiapa yang terpaksa
dalam kelaparan bukan cenderung berbuat dosa (, hal tersebut diperbolehkan),
maka sesungguhnya Allah itu penuh pengampunan dan kasih sayang.
Setelah wahyu terakhir turun, maka wahyu
terakhir itu kemudian disisipkan di tengah-tengah ayat QS 5:3 di atas sehingga
susunannya menjadi sebagai berikut:
حُرِّمَتْ
عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ
ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ
وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى
ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَـٰمِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ ٱلْيَوْمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن
دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَٱخْشَوْنِ ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى
وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًۭا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍۢ لِّإِثْمٍۢ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣]
Terjemahan bebas: Terlarang bagi kalian
(untuk mengkonsumsi): bangkai, dan darah, dan daging babi, dan apa-apa yang
disembelih tidak dengan nama Allah, dan (yang mati) tercekik, dan (yang mati)
dipukul, dan (yang mati) dijatuhkan, dan (yang mati) mati disiksa, dan yang
dimakan binatang liar kecuali jika kalian sempat menyembelihnya, dan (yang
mati) dikorbankan (di altar), dan yang dibagikan dengan undian dengan anak
panah. Hal-hal semacam itu tidak layak bagi kalian. Pada hari ini orang-orang
yang menutup (kebenaran) telah berputus asa atas agama kalian, maka janganlah
takut kepada mereka, melainkan takutlah kepadaKu. Dan telah Aku sempurnakan
bagi kalian agama kalian, dan Aku genapkan atas kalian nikmatKu, dan Aku suka
bagi kalian penyerahan diri sebagai agama kalian. Kemudian barangsiapa yang
terpaksa dalam kelaparan bukan cenderung berbuat dosa (, hal tersebut
diperbolehkan), maka sesungguhnya Allah itu penuh pengampunan dan kasih sayang.
Saya tidak tahu mengapa wahyu terakhir tersebut
yang membicarakan masalah sempurnanya keimanan, kemudian disisipkan ke dalam
ayat yang membicarakan masalah konsumsi. Sebagai muslim, hal ini saya terima
sebagai ketetapan Allah yang tidak berubah. Saya tidak akan membahas hal
semacam ini karena setiap orang akan membuat penafsiran yang berbeda-beda, yang
pasti ada pelajaran tersendiri yang harus direnungkan agar menambah keimanan.
Jika ayat diartikan sebagai tanda atau simbol,
maka perhatikan perihal kelahiran ‘Isa (as). Al Quran menginformasikan bahwa
peristiwa ini adalah simbol kekuasaan Allah sebagaimana dinyatakan dalam QS
23:50 (Al Quran surat Al Mu’minûn [orang-orang beriman] ayat 50).
وَجَعَلْنَا
ٱبْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُۥٓ ءَايَةًۭ وَءَاوَيْنَـٰهُمَآ إِلَىٰ رَبْوَةٍۢ ذَاتِ
قَرَارٍۢ وَمَعِينٍۢ [٢٣:٥٠]
Terjemahan bebas: Dan Kami jadikan anak
Maria dan ibunya sebagai simbol. Dan kami berikan kepada keduanya perlindung di
tanah yang tinggi dengan kenyamanan dilengkapi mata air.
Mengapa demikian? Pada masa menjelang kelahirannya
orang sudah tidak taat lagi menjalankan hukum-hukum Musa (as), cenderung kepada
hal-hal yang keduniaan, atau mengikuti ajaran berhala. Orang sudah lupa
bagaimana dulu nenek moyang mereka diciptakan. Untuk itulah Allah membuat
peristiwa yang menggemparkan dengan kelahiran ‘Isa (as), seorang anak tanpa
ayah biologis. Orang-orang yahudi menjadi resah, ada yang sadar kemudian
kembali taat mengikuti hukum-hukum Musa (as), ada yang malah menyangkal
peristiwa ini, dan ada juga menganggap peristiwa ini sebagai suatu keajaiban
sehingga disimpulkan bahwa bayi yang lahir itu adalah anak Tuhan. Padahal
peristiwa ini adalah ayat kekuasaan Allah. Dengan ini, manusia diingatkan kembali
tentang penciptaan Adam (as). Peristiwa mana yang lebih besar? Kelahiran ‘Isa
(as) tanpa ayah biologis atau penciptaan Adam (as) tanpa ayah dan tanpa ibu
biologis? Semua hal itu mudah bagi Allah karena Allah kuasa atas segala
sesuatu.
No comments:
Post a Comment