Friday, July 31, 2015

Semua yang ada di langit dan bumi tunduk kepada Allah?



30. Apakah semua yg ada di langit dan bumi tunduk kepada Allah Muslim? Ya (Qs.30:26).
Hal ini bertentangan dengan:
Ternyata Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim (Qs.7:11, 15:28 -31, 17:61, 20:116, 38:71-74, 18:50)., bahkan orang2 Non-Muslim pun menolak taat dan tunduk kepada Allah Muslim sampai hari ini!
Sampai disini sudah ada 6 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 152 pertentangan.


Semua yg ada di langit dan bumi tunduk kepada Allah Muslim dalam QS.30:26 (Al Quran surat Ar Rûm [orang romawi] ayat 26)
وَلَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ كُلٌّۭ لَّهُۥ قَـٰنِتُونَ [٣٠:٢٦]
Terjemahan bebas: Dan milik Dia siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi, semua kepada Dia patuh.

Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim dalam QS 7:11 (Al Quran surat Al A’râf [yang ditinggikan] ayat 11)
وَلَقَدْ خَلَقْنَـٰكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَـٰكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ ٱلسَّـٰجِدِينَ [٧:١١]
Terjemahan bebas: Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan kalian, kemudian Kami bentuk kalian, kemudian Kami berkata kepada malaikat: “Bersujudlah kalian kepada Adam!” Kemudian mereka bersujud, kecuali iblis yang bukan bagian makhluk-makhluk yang bersujud.”

Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim QS 15:28-31 (Al Quran surat Al Hijr [tanah berbatu] ayat 28-31)
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ إِنِّى خَـٰلِقٌۢ بَشَرًۭا مِّن صَلْصَـٰلٍۢ مِّنْ حَمَإٍۢ مَّسْنُونٍۢ [١٥:٢٨]فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَـٰجِدِينَ [١٥:٢٩]فَسَجَدَ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ [١٥:٣٠]إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰٓ أَن يَكُونَ مَعَ ٱلسَّـٰجِدِينَ [١٥:٣١]
Terjemahan bebas: Ayat 28: Dan (ingatlah) ketika Rabb kamu berkata kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah liat kering bagian lumpur hitam yang terbentuk”. Ayat 29: “Kemudian ketika Aku sempurnakan dia dan Aku hembuskan   ke dalamnya dari ruhKu, maka jatuhkan diri kalian kepadanya bersujud!” Ayat 30:  Kemudian bersujudlah malaikat, mereka seluruhnya serempak. Ayat 31: Kecuali iblis yang menolak sehingga tidak bersama mereka yang bersujud.

Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim dalam QS17:61 (Al Quran surat Al Isrâ’ [perjalanan malam] ayat 61)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ قَالَ ءَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًۭا [١٧:٦١]
Terjemahan bebas: dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Bersujudlah kalian kepada Adam!” Maka mereka bersujud, kecuali iblis. Dia berkata: “Akankah aku bersujud kepada siapa yang Engkau ciptakan dari tanah?”

Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim dalam QS 20:116 (Al Quran surat Thâhâ [huruf thâ’ dan huruf hâ’] ayat 116)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ [٢٠:١١٦]
Terjemahan bebas: dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Bersujudlah kalian kepada Adam!” Maka mereka bersujud, kecuali iblis yang menolak.

Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim dalam QS 38:71-74 (Al Quran surat Shâd [huruf shâd] ayat 71-74)
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ إِنِّى خَـٰلِقٌۢ بَشَرًۭا مِّن طِينٍۢ [٣٨:٧١]فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَـٰجِدِينَ [٣٨:٧٢]فَسَجَدَ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ [٣٨:٧٣]إِلَّآ إِبْلِيسَ ٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَـٰفِرِينَ [٣٨:٧٤]
Terjemahan bebas: ayat 71: (Ingatlah) ketika Rabb kamu berkata kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah.” Ayat 72: “Kemudian ketika Aku sempurnakan dia dan Aku hembuskan ke dalamnya dari ruhKu, maka jatuhkan diri kalian kepadanya bersujud!” Ayat 73: Kemudian bersujudlah malaikat seluruhnya serempak. Ayat 74: Kecuali iblis yang menyombongkan diri dan dia bagian dari yang menutup (kebenaran).

Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim QS 18:50 (Al Quran surat Al Kahf [gua] ayat 50)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِۦٓ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۢ ۚ بِئْسَ لِلظَّـٰلِمِينَ بَدَلًۭا [١٨:٥٠]
Terjemahan bebas: Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Bersujudlah kalian kepada Adam!” Kemudian bersujudlah mereka, kecuali iblis yang bagian dari jin, kemudian dia memberontak dari perintah Rabbnya. (Allah berkata) “Akankah kalian ambil dia dan anak keturunannya pelindung-pelindung selain Aku? Mereka bagi kalian adalah musuh. Pengganti yang buruk bagi yang aniaya.

ULASAN:

Terima kasih lagi kepada yang menyusun ini karena melalui tangannya Allah telah menunjukkan berbagai nuansa tentang penciptaan manusia.

Pada QS 30:26 Al Quran menginformasikan bahwa siapa saja yang ada di langit dan bumi adalah yang patuh kepada Allah. Di sini digunakan kata sifat aktif qânit (قانت) yang mengindikasikan tidak terikat waktu. Kata ini berasal dari kata qanata (قنت) yang berarti patuh sepenuh hati, tunduk. Mengapa digunakan kata ini? Kata ini digunakan adalah dengan tujuan mengindikasikan bahwa pelakunya tunduk kepada ketetapan Allah. Sampai kapanpun siapapun juga akan selalu patuh kepada ketetapan Allah.

Dalam bahasa arab perlu dibedakan antara “apa” dan “siapa”. Apa mencakup segala makhluk. Sedangkan siapa hanya terbatas kepada makhluk yang diberi akal atau hati nurani oleh Allah. Termasuk dalam golongan ini adalah malaikat, manusia, jin, iblis dan setan. Binatang walaupun mempunyai intelegensia tidak termasuk yang diberi akal.

Pada ayat 30:26 ini digunakan juga kata siapa. Artinya apakah itu makhluk yang beriman, yang munafik, yang musyrik ataupun yang kafir, semua tunduk kepada ketetapan Allah yang sangat banyak. Islam, judaisme, gereja kristen dan beberapa kepercayaan lain mempercayai ketetapan tentang adanya hari akhir dan kehidupan abadi setelahnya. Sedangkan ateisme, hinduisme, buddhisme dll. tidak mempercayai itu. Akan tetapi ada suatu ketetapan yang tidak bisa disangkal oleh semua orang baik itu ateis, muslim, yahudi, kristiani, atau siapapun itu adalah KEMATIAN. Perhatikan QS 21:35 (Al Quran surat Al Anbiyâ’ [nabi-nabi] ayat 35)
كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ [٢١:٣٥]
Terjemahan bebas: Setiap jiwa akan merasakan mati. Dan Kami uji kalian dengan godaan keburukan dan kebaikan. Dan kepada Kami kalian akan kembali.

Inilah ketetapan Allah yang tidak dapat disangkal siapapun. Walaupun dalam hinduisme atau buddhisme ada kepercayaan reinkarnasi, tetap saja sebelum itu jiwa pernah merasakan mati. Jika menolak tunduk dan patuh kepada Allah, silakan cari ilâh lain yang dapat menolak ketetapan ini.

Dari ayat-ayat di atas yang berkenaan dengan iblis, tidak ada informasi bahwa iblis menolak taat atau tunduk kepada ketetapan Allah. Dia membangkang terhadap perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Ketetapan berbeda dengan perintah. Ketetapan adalah sesuatu yang akan berlaku terus sampai dicabut kembali. Perintah adalah sesuatu yang berlaku sementara sampai dilaksanakan. Jika tidak dilaksanakan, maka segera ada konsekuensinya. Hal inilah yang terjadi pada iblis. Dia menolak perintah (abâ, أبى) dan membangkang terhadap perintah (fasaqa, فسق). Penyebab dia menolak adalah karena dia menyombongkan diri karena menganggap dirinya lebih mulia dari Adam yang tercipta dari tanah, dan karena dia menutup (kebenaran). Karakteristik seperti ini yang tidak boleh ada pada orang yang beriman. Sebaliknya, Non-Muslim yang menolak taat dan tunduk kepada Allah sampai hari ini adalah orang yang tidak mau mencari kebenaran sejati sehingga karena kesombongannya membangkang perintah Allah dan menutup diri dari kebenaran.

Iblis tetap tunduk kepada ketetapan Allah. Perhatikan QS 7:14-15 (Al Quran surat Al A’râf [yang ditinggikan] ayat 14-15)
قَالَ أَنظِرْنِىٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ [٧:١٤]قَالَ إِنَّكَ مِنَ ٱلْمُنظَرِينَ [٧:١٥]
Terjemahan bebas: ayat 14: (iblis) berkata: “Berikan aku penundaan sampai hari mereka dibangkitkan!” Ayat 15: (Allah) berkata: “Sesungguhnya kamu adalah bagian dari golongan yang diberikan penundaan.”

Dengan ini Al Quran menginformasikan bahwa iblis tetap patuh kepada ketetapan Allah, dia hanya bisa memohon penundaan agar dia tidak dimatikan sampai hari kiamat. Hal itu dikabulkan oleh Allah. Jika ada orang yang dapat hidup sampai dengan hari kiamat, maka dapat dikatakan bahwa orang itu adalah bagian dari iblis atau paling tidak temannya.

Sunday, July 26, 2015

Apa peran malaikat?



29. Apakah malaikat itu pelindung? Tidak ada pelindung selain Allah Muslim (Qs.2:107, 29:22).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.41:31 yg mencatat bahwa bahwa malaikat berkata: “Kamilah pelindung-pelindung mu dalam kehidupan dunia dan akhirat.”
Peranan malaikat adalah sebagai pengawas dan penjaga (Qs.13:11, 50:17-18).
Malaikat adalah pengawas pekerjaan manusia (Qs.82:10).
Sampai disini sudah ada 8 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 146 pertentangan.


Tidak ada pelindung selain Allah Muslim dalam QS 2:107 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 107)
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍ [٢:١٠٧]
Terjemahan bebas: Tidak tahukah kamu bahwa Allah adalah pemilik kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagi kalian pelindung selain Allah dan tidak juga penolong.

Tidak ada pelindung selain Allah Muslim dalam QS 29:22 (Al Quran surat Al Ankabût [laba-laba] ayat 22)
وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍۢ [٢٩:٢٢]
Terjemahan bebas: Dan tidaklah kalian menjadi orang-orang yang lemah di bumi dan tidak juga di langit. Dan tidak ada bagi kalian pelindung selain Allah dan tidak juga penolong.

malaikat berkata: “Kamilah pelindung-pelindung mu dalam QS 41:31 (Al Quran surat Fusshilat [yang mendetail] ayat 31)
نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىٓ أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ [٤١:٣١]
Terjemahan bebas: Kami pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan dalam akhirat. Dan bagi kalian di dalamnya apa saja yang diri kalian minati, dan bagi kalian di dalamnya apa-apa yang kalian perlukan.

Peranan malaikat adalah sebagai pengawas dan penjaga dalam QS 13:11 (Al Quran surat Ar Ra’d [petir] ayat 11)
لَهُۥ مُعَقِّبَـٰتٌۭ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍۢ سُوٓءًۭا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ [١٣:١١]
Terjemahan bebas: Bagi dia ada yang bergantian menjalankan tugas dari antara kedua tangannya dan dari belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa-apa yang ada pada suatu kaum sampai mereka merubah apa-apa yang ada pada diri mereka. Dan ketika Allah menginginkan keburukan bagi suatu kaum, maka tidak ada yang menariknya kembali. Dan tidak ada bagi mereka selain Dia sebagai pelindung.

Peranan malaikat adalah sebagai pengawas dan penjaga dalam QS: 50:17-18 (Al Quran surat Qâf [huruf qâf] ayat 17-18)
إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌۭ [٥٠:١٧]مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ [٥٠:١٨]
Terjemahan bebas: ayat 17: Dan (ingatlah) ketika dua penerima menerima dari kanan dan dari kiri mengawasi. Ayat 18: Tidak ada kata yang dia ucapkan kecuali di dekatnya pengawas yang tersedia.

Malaikat adalah pengawas pekerjaan manusia dalam QS 82:10 (Al Quran surat Al Infithâr [langit terbelah] ayat 10)
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَـٰفِظِينَ [٨٢:١٠]
Terjemahan bebas: Dan sesungguhnya atas kalian akan ada penjaga-penjaga.

ULASAN

Yang menjadi perhatian di sini adalah kata pelindung yang diterjemahkan dari kata dalam bahasa arab, yaitu wali (ولى) yang berasal dari kata waliya (ولى) yang artinya dekat, akrab, mengikuti, atau mematuhi. Dengan demikian wali mempunyai bermacam makna: sekutu, pembela, pelindung, teman pelindung, teman penolong, penerus, penopang hidup, pewaris dll. Kata ini digunakan dalam 200 ayat lebih. Jika Allah berperan sebagai wali, maka dalam hal ini Allah menjadi pelindung mutlak. Kemudian, jika malaikat, utusan, nabi, atau orang beriman atau makhluk lainnya berperan sebagai wali, maka dalam hal ini mereka adalah pelindung yang diberi kewenangan terbatas sesuai dengan ijin Allah, atau dapat juga digunakan makna yang lebih rendah dari itu seperti teman, pewaris, sekutu dll. Bagi orang beriman dilarang menjadikan non-muslim sebagai wali baginya dalam semua makna, seperti mewarisi hartanya atau menjadi wali nikah dll.

Dalam Islam malaikat adalah makhluk gaib yang tidak diketahui esensinya kecuali sedikit. Seperti apa rupanya, berapa jumlahnya, apa saja klasifikasinya, bagaimana hidupnya, dll. Dalam Al Quran, tugas malaikat tidak terbatas sebagai penjaga atau pengawas manusia saja seperti yang telah disebut di atas, lebih banyak daripada itu karena jumlahnya sangat banyak dengan berbagai macam tugas yang tidak diterangkan secara detail. Jibril sebagaimana kita ketahui adalah bertugas menyampaikan wahyu tetapi kita tidak tahu apa tugas lainnya. Demikian juga Mika’il atau nama-nama lain mempunyai tugas spesifik yang berbeda-beda, seperti mencabut nyawa, meniup sangkakala ketika hari kiamat, menjaga surga, menjaga neraka dll. Secara umum peran malaikat adalah sebagai alat dalam mengatur alam semesta.

Saturday, July 25, 2015

Allah tunggal atau jamak?



28. Allah Muslim itu Esa/Satu/Tauhid (Qs.112:1), bertentangan dengan: Allah Muslim itu lebih dari satu/jamak, karena setiap kali berfirman kepada nabiNya, kepada manusia, kepada malaikat maka Allah Muslim selalu berkata: “KAMI” (Lihat Qs.4:47, 6:92, 12:2, 13:37, 14:1, 15:6, 17:2, 18:7, 19:40, 20:55, 21:71, 29:15, 36:12, 40:78, 46:16, 49:13, 56:57, 66:12, 72:16, 80:25-27, 90:4, dll).
Sampai disini sudah ada 21 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 138 pertentangan.


Allah Muslim itu Esa/Satu/Tauhid dalam QS 112:1 (Al Quran surat Al Ikhlâs [kemurnian] ayat 1)
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ [١١٢:١]
Terjemahan bebas: Katakanlah: “Allah itu tunggal”

Allah Muslim itu lebih dari satu/jamak dalam QS 4:47 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 47)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ ءَامِنُوا۟ بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًۭا لِّمَا مَعَكُم مِّن قَبْلِ أَن نَّطْمِسَ وُجُوهًۭا فَنَرُدَّهَا عَلَىٰٓ أَدْبَارِهَآ أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّآ أَصْحَـٰبَ ٱلسَّبْتِ ۚ وَكَانَ أَمْرُ ٱللَّهِ مَفْعُولًا [٤:٤٧]
Terjemahan bebas: Wahai orang-orang yang telah diberikan Al Kitab, berimanlah kepada apa-apa yang Kami turunkan secara berangsur-angsur yang membenarkan apa-apa yang ada pada kalian sebelumnya, sehingga tidak akan Kami hancurkan wajah kemudian membalikkannya ke belakang atau akan Kami kutuk mereka sebagaimana telah Kami kutuk kelompok sabat. Dan apa yang telah Allah perintahkan pasti dilaksanakan.

ULASAN

Cukup satu ayat saja yang disampaikan di sini yang menggunakan kata “kami” agar tidak perlu menampilkan ribuan ayat lainnya. Nanti akan membuat bingung menghitung berapa pertentangan berdasarkan kata “kami”.

Tentu pembaca tidak ingin pembicaraan mengenai gaya bahasa sehubungan dengan penggunaan kata “kami” dalam budaya arab. Sebenarnya gaya bahasa seperti ini adalah hal yang lumrah dalam berbagai budaya bahwa yang disebut “kami” (kata ganti orang pertama plural) adalah satu entitas. Sekarang mari kita lihat gaya bahasa yang sama digunakan juga dalam Torah. Lihat Kitab Kejadian 1:26. Yahweh bicara kepada siapa? Dirinya, istrinya, sekutunya, Roh Kudus, malaikat, setan, iblis, atau yang lain? Gambar dan rupa siapa yang diaplikasikan kepada manusia? Siapa saja yang akan kontribusi? Berapa persen masing-masing dari “kita”?

Sayangnya, barangkali karena Al Quran menggunakan bahasa arab, orang berprasangka bahwa kata “kami” ini bukan untuk satu entitas tunggal, melainkan lebih. Boleh jadi juga kecurigaannya dengan penggunaan “kami” adalah sama seperti satu dari tiga atau tiga dalam satu. Kecurigaan dalam berprasangka demikian mungkin beralasan juga karena banyak pekerjaan “kami” di berbagai tempat yang “mustahil” dilakukan oleh satu entitas tunggal.

Salah satu sebab Al Quran menampilkan ayat-ayat dengan kata “kami” yang merujuk kepada Allah adalah untuk mengindikasikan adanya kehadiran atau turut berpartisipasinya malaikat dalam pekerjaan “kami”.

Perhatikan ayat QS 4:47: Apa yang telah Allah perintahkan pasti dilaksanakan (oleh malaikat). Jadi kalau melihat tulisan “apa yang kami turunkan secara berangsur-angsur”, maka analogikan sebagai berikut: Seorang jendral memerintahkan seorang komandan unit pasukan agar menjalankan misi besar dengan tujuan tertentu. Sang jendral sangat tahu kapasitas sang komandan. Daripada membebani sang komandan dengan semua instruksi secara lengkap di awal misi yang tidak mungkin dapat dicerna sekaligus, sang jendral memecah instruksi lengkap tersebut menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut akan disampaikan secara bertahap melalui penyampai berita, sejalan dengan progres sang komandan dalam menjalankan misinya. Dengan demikian sang komandan dapat segera bertugas menjalankan misinya dengan efisien tanpa perlu dibebani pikirannya dengan instruksi-instruksi yang terlalu berat atau terlalu jauh di masa depan yang tidak berhubungan dengan kondisi yang sedang dia hadapi. Seiring dengan waktu, sang komandan mulai mengerti apa tujuan dari misinya berdasarkan instruksi-instruksi sebelumnya yang dia pelajari dan hafalkan sehingga dia menjadi lebih mudah memahami instruksi-instruksi berikutnya yang disampaikan melalui penyampai berita. Pada gilirannya akan memudahkan dia menghadapi berbagai kondisi dalam menjalankan misinya.

Demikian juga halnya Allah memerintahkan Muhammad SAW menjalankan misi kepada umat manusia. Sebelum misi dijalankan, Allah sudah mempersiapkan wahyu apa saja yang perlu disampaikan dan memerintahkan Jibril untuk turun membawa wahyu tersebut kepada Muhammad SAW sesuai dengan protokol dan jadwal tertentu, dan kemudian Jibril melaksanakan perintah tersebut, yaitu menyampaikan wahyu yang dibawanya kepada Muhammad SAW sesuai protokol dan jadwal yang telah Allah tetapkan.

Bayangkan jika kata “kami” tidak digunakan atau dihilangkan dari Al Quran, akankah Al Quran menjadi bahan bacaan yang efektif untuk menyampaikan pesan Allah kepada manusia? Dengan demikian, digunakannya kata “kami” adalah untuk menyingkat pembahasan yang bertele-tele atau mengulang-ulang sesuatu yang tidak perlu karena sudah dimengerti oleh pembacanya.

Thursday, July 23, 2015

Allah perlu pinjaman?



27. Allah Muslim itu Mahakaya (Qs.2:263), bertentangan dengan: Allah Muslim meminjam kepada manusia (Qs.5:12).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 117 pertentangan.



Allah Muslim itu Mahakaya dalam QS 2:263 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 263)
قَوْلٌۭ مَّعْرُوفٌۭ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌۭ مِّن صَدَقَةٍۢ يَتْبَعُهَآ أَذًۭى ۗ وَٱللَّهُ غَنِىٌّ حَلِيمٌۭ [٢:٢٦٣]
Terjemahan bebas: Perkataan yang sopan dan penuh pemaafan adalah lebih baik daripada derma yang diiringi dengan kata-kata menyakitkan. Dan Allah itu bebas dari segala kekurangan dan penuh pengertian.

Allah Muslim meminjam kepada manusia dalam QS 5:12 (Al Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 12)
وَلَقَدْ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَـٰقَ بَنِىٓ إِسْرَ‌ٰٓءِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ ٱثْنَىْ عَشَرَ نَقِيبًۭا ۖ وَقَالَ ٱللَّهُ إِنِّى مَعَكُمْ ۖ لَئِنْ أَقَمْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَيْتُمُ ٱلزَّكَوٰةَ وَءَامَنتُم بِرُسُلِى وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًۭا لَّأُكَفِّرَنَّ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ ۚ فَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَ‌ٰلِكَ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ [٥:١٢]
Terjemahan bebas: Dan sesungguhnya Allah telah mengikat perjanjian dengan anak-anak Israel dan Kami bangkitkan dari mereka dua belas orang pimpinan. Dan Allah berkata: “Sesungguhnya Aku bersama kalian selama kalian mendirikan shalat dan kalian menunaikan zakat dan kalian beriman kepada utusan-utusanKu dan kalian mendukung dengan hormat mereka dan kalian mempersembahkan Allah persembahan yang baik maka akan Aku hapus dari kalian keburukan-keburukan kalian dan akan Aku masukkan kalian ke surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Kemudian barangsiapa dari kalian yang menutup (kebenaran) sesudah itu, maka dia sesungguhnya dia telah sesat dari jalan kebenaran.”

ULASAN

Pada QS 2:263 Al Quran menginformasikan bahwa lebih baik berlaku sopan dan memaafkan daripada memberi derma tetapi diiringi kata-kata yang menyakitkan. Allah tidak memerlukan derma tersebut karena Allah Mahakaya. Sebaliknya makhluklah yang serba kekurangan dan memerlukan Allah. Ayat ini adalah pedoman dalam menyumbang. Jika mempunyai kelapangan harta maka sumbangkanlah dengan penuh kesopanan, bukan dengan kesombongan yang merendahkan penerimanya sehingga menyakitkan hati. Jika terpaksa memberikan derma, lebih baik tanpa omongan daripada mengeluarkan perkataan menyakitkan. Jika tidak ada yang diberikan, mohonlah maaf dan mintalah didoakan. Di lain pihak, jika peminta sumbangan berlaku tidak sopan atau terlalu menuntut, maafkan dia daripada keluar kata-kata menyakitkan. Allah sungguh penuh pengertian atas isi hati orang.

Pada QS 5:12 Al Quran menginformasikan perjanjian antara Allah dan seluruh anak-anak Israel melalui Musa (as) bersama 12 ketua klan (lihat Keluaran pasal 25 dan 35 di mana Yahweh malah meminta emas dll. Mengenai 12 ketua klan lihat Bilangan pasal 13). Dengan demikian Allah muslim sama dengan Yahweh atau Elohim yahudi dan kristen. Perjanjian ini adalah yang harus dikerjakan oleh setiap individu anak-anak Israel. Selama itu semua itu dikerjakan, maka sebagai balasannya Allah menghapus keburukan mereka dan memasukkan mereka ke surga. Hal-hal yang harus dikerjakan sebenarnya sederhana, yaitu mendirikan shalat, menunaikan zakat, beriman kepada utusan-utusan, mendukung utusan-utusan dan mengerjakan perbuatan baik. Itu saja, tetapi sayang kebanyakan dari mereka melanggar semua itu.

Pada umumnya penterjemah memaknai kata aqradhtum (أقرضتم) sebagai meminjamkan dan qardh (قرض) sebagai pinjaman. Kata ini berasal dari kata qaradha (قرض) yang berarti memotong, berpaling dari dan mengerjakan perbuatan baik. Penerjemahan sebagai pinjaman juga tidak salah.

Sebagai individu, orang yang beragama diharapkan mempunyai kepekaan sosial. Jika di mendapat karunia dari Allah maka sebaiknya kelebihan yang ada menjadi amal baiknya untuk menyantuni mereka yang kekurangan sehingga sebagai balasannya kemakmuran akan meningkat bersama-sama. Inilah yang dimaksud dengan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik. Sayangnya kebanyakan dari anak-anak Israel menggunakan kelebihan itu sebagai modal untuk menumpuk harta yang yang lebih banyak lagi dengan praktek pinjaman kepada orang lain dengan sistem riba yang menyengsarakan orang yang dipinjaminya sehingga bukan kemakmuran yang meningkat, melainkan kemiskinan di mana-mana. Perhatikan kritik Al Quran terhadap mereka dalam QS 4:161 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 161)
وَأَخْذِهِمُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَقَدْ نُهُوا۟ عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَ‌ٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلْبَـٰطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَـٰفِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًۭا [٤:١٦١]
Terjemahan bebas: Dan mereka menggunakan sistem riba yang sesungguhnya terlarang bagi mereka. Dan mereka mengambil harta manusia dengan cara yang curang. Dan sudah Kami siapkan bagi yang menutup (kebenaran) dari mereka siksaan yang pedih.


Dan yang lebih kurang ajar lagi, mereka mengatakan bahwa Allah itu miskin dan pelit seperti tertera dalam QS 5:64.
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا۟ بِمَا قَالُوا۟ ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَآءُ ۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًۭا مِّنْهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ طُغْيَـٰنًۭا وَكُفْرًۭا ۚ وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ ٱلْعَدَ‌ٰوَةَ وَٱلْبَغْضَآءَ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۚ كُلَّمَآ أَوْقَدُوا۟ نَارًۭا لِّلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا ٱللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِى ٱلْأَرْضِ فَسَادًۭا ۚ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ [٥:٦٤]
Terjemahan bebas: Dan berkatalah orang-orang yahudi: “tangan Allah terbelengu.” (Akan tetapi) Tangan-tangan merekalah yang terbelenggu dan terkutuklah mereka atas apa yang mereka katakan. Justru kedua tangan Dia yang terulur. Dia membelanjakan sebagaimana Dia kehendaki. Dan dengan apa-apa yang Rabb kamu turunkan kepadamu kebanyakan dari mereka makin keras kepala dan makin menutup (kebenaran). Dan Kami tanamkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Setiap kali mereka meletupkan api untuk berperang, Allah memadamkannya. Mereka berusaha membuat kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.

Tuesday, July 21, 2015

Allah belum mengetahui?



26. Allah Muslim itu Maha Mengetahui (Qs.4:24), bertentangan dengan: Allah Muslim juga belum mengetahui (Qs.9:16).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan, jadi total sudah ada 116 pertentangan.


Allah Muslim itu Maha Mengetahui dalam QS 4:24 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 24)
وَٱلْمُحْصَنَـٰتُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُكُمْ ۖ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَأُحِلَّ لَكُم مَّا وَرَآءَ ذَ‌ٰلِكُمْ أَن تَبْتَغُوا۟ بِأَمْوَ‌ٰلِكُم مُّحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَـٰفِحِينَ ۚ فَمَا ٱسْتَمْتَعْتُم بِهِۦ مِنْهُنَّ فَـَٔاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةًۭ ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا تَرَ‌ٰضَيْتُم بِهِۦ مِنۢ بَعْدِ ٱلْفَرِيضَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًۭا [٤:٢٤]
Terjemahan bebas: (Yang terlarang kalian nikahi) dan wanita-wanita yang dalam pernikahan, kecuali yang tangan kanan kalian kuasai sebagai ketentuan Allah atas kalian. Dan dibolehkan bagi kalian yang selain dari itu untuk kalian pilih dengan memberi mahar dari harta kalian di dalam ikatan pernikahan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu. Kemudian atas apa yang kalian peroleh dari mereka, maka serahkan kepada mereka mahar mereka yang telah ditetapkan. Tidaklah berdosa bagi kalian dalam hal sama-sama merelakan hak setelah mahar ditetapkan. Sesungguhnya Allah mengetahui lagi bijaksana.

Allah Muslim juga belum mengetahui QS 9:16 (Al Quran surat At Tawbah [bertobat] ayat 16)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُوا۟ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَا رَسُولِهِۦ وَلَا ٱلْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةًۭ ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ [٩:١٦]
Terjemahan bebas: Apakah kalian pikir bahwa kalian akan ditinggalkan? Dan (kalian pikir) bilamana Allah  akan mengetahui mereka yang bersungguh-sungguh dari kalian dan yang tidak mengambil selain Allah dan tidak utusanNya dan tidak orang-orang yang beriman sebagai pelindung dekat? Dan Allah mengetahui detail  yang kalian kerjakan.

Pada QS 4:24 Al Quran menginformasikan tatacara menikah antara seorang laki-laki muslim dengan perempuan merdeka pilihannya. Laki-laki tersebut harus membayar mahar yang disepakati kepada perempuan tersebut atau keluarganya. Sekiranya laki-laki itu menyatakan belum sanggup memenuhinya pada saat itu dan pihak perempuan rela dengan hal tersebut, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka dan Allah bijaksana untuk merestui mereka melangsungkan pernikahan tersebut.

Pada QS 9:16 Al Quran menginformasikan tentang jalan pikiran orang yang bimbang yang merasa bahwa dia telah berjasa  dalam islam tetapi tidak dihargai. sehingga tercetus pendapat bahwa Allah tidak mengetahui bagaimana dia telah bersungguh-sungguh dengan mengambil pelindung dekatnya hanyalah Allah, utusanNya, atau orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah sangat mengetahui apa-apa saja yang orang itu kerjakan. Maksud ayat ini adalah “Apakah kalian sudah layak disebut beriman sebelum Allah uji dulu kesungguhan kalian dan kesetiaan kalian kepada Allah, kepada utusanNya, atau kepada orang-orang beriman lainnya?”

Kerancuan timbul dalam memahami ayat-ayat yang menggunakan kata-kata “walammâ ya’lamillahu” (ولما يعلم ٱلله) yang secara harfiah berarti “dan bilamana Allah akan mengetahui”. Bagi yang tidak berpikir panjang atau memang sudah mempunyai maksud tertentu, maka pengertian harfiahnya saja yang langsung dicomot tanpa memperhatikan konteksnya dalam keseluruhan ayat. Hal ini tidak dapat dicegah karena semua orang bebas mengungkapkan apa yang diinginkannya. Bagi yang ingin mencari kebenaran sejati, sebelum langsung mengambil kesimpulan sebaiknya perhatikan dulu dengan seksama keseluruhan ayat dan renungkan.

Perhatikan QS 3:142 (Al Quran surat Ali ‘Imrân [keluarga Amram] ayat 142)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ [٣:١٤٢]
Terjemahan bebas: Apakah kalian pikir bahwa kalian akan masuk surga? Dan (kalian pikir) bilamana Allah akan mengetahui mereka yang bersungguh-sungguh dari kalian dan mengetahui orang-orang yang sabar?

Bagi orang yang tidak mau berpikir panjang, mungkin beranggapan bahwa masuk surga itu tidak perlu kesungguhan atau kesabaran karena Allah saja belum tahu. Padahal, maksud ayat ini adalah: “Apakah kalian dapat masuk surga begitu saja sebelum Allah uji dulu kesungguhan kalian dan kesabaran kalian?” Al Quran tidak obral janji kepada manusia bahwa dengan memilih jalan yang lurus dia akan langsung mendapat hidup yang kekal, seperti yang dijanjikan oleh ajaran lain. Surga hanya dapat diraih oleh yang bersangkutan bila dia sungguh-sungguh dan sabar selama berada di jalan yang lurus.

Monday, July 20, 2015

Allah memerlukan pertolongan?



25. Allah Muslim itu MahaKuasa (Qs.2:20), bertentangan dengan: Allah Muslim itu juga ditolong manusia (Qs.47:7).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 115 pertentangan.
 

Allah Muslim itu MahaKuasa dalam QS 2:20 (Surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 20)
يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَـٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَـٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ [٢:٢٠]
Terjemahan bebas: Bilamana petir menyambar, dia membutakan pandangan mereka. Selama dia memberi terang bagi mereka, mereka berjalan di dalamnya. Dan ketika memberi gelap atas mereka, mereka berdiri saja. Seandainya Allah menghendaki, akan Dia ambil pendengaran mereka dan pandangan mereka. Sesungguhnya Allah atas segala hal menetapkan ukuran masing-masing.

Allah Muslim itu juga ditolong manusia dalam QS 47:7 (Al Quran surat Muhammad ayat 7)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ [٤٧:٧]
Terjemahan bebas: Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah, maka Dia akan menolong kalian dan memperkokoh kedudukan kalian.

ULASAN:

Pada QS 2:20 Al Quran menginformasikan tentang salah satu sifat orang-orang yang bermuka dua (munafik). Ketika cahaya petir begitu terang, penglihatan mereka hilang dan membuat kelu lidah mereka. Mereka baru berjalan ketika ada terang dan berhenti lagi ketika gelap. Secara kiasan, ketika kebenaran mutlak di hadapan mereka, mereka tidak mampu berbuat apa-apa, diam membisu karena tercengang. Mereka mengganggu Islam lagi, jika menemukan hal-hal yang mereka anggap dapat menghancurkan Islam. Dan mereka diam saja, jika tidak menemukan apa-apa. Seandainya (law, لو) Allah menghendaki, maka dapat saja pendengaran dan pandangan mereka dicabut. Law adalah pengandaian yang tidak akan terjadi. Artinya, Allah sangat penyayang kepada makhlukNya dengan memberikan mereka kesempatan sehingga dengan tidak mencabut  persepsi dan nalar mereka, mereka dapat merenungkan kebenaranNya.

Allah maha kuasa (qadîr, قدير). Kata ini berasal dari akar kata qadara (قدر) yang berarti mampu berbuat, mempunyai kuasa atas, mengukur sesuai proporsi, menetapkan, mengatur, menugaskan dll.  Sesungguhnya atas segala sesuatu hal Allah sudah menentukan kapasitas masing-masing. Mudah-mudahan dengan kapasitas yang diberikan itu mereka dapat mempergunakannya dengan baik sehingga dapat menempuh jalan yang lurus kembali kepadaNya.

Allah memiliki segalanya. Allah tidak memerlukan pertolongan makhluk, sebaliknya makhluk yang memerlukan pertolongan Allah. Semua yang Allah perintahkan, wajibkan, mintakan dan anjurkan untuk dikerjakan oleh manusia adalah untuk kebaikan manusia sendiri. Jika suatu program di jalan Allah sudah ditetapkan oleh otoritas muslim, maka berpartisipasi dalam program tersebut disebut sebagai menolong Allah, baik sosial, ekonomi, politik, perang dsb.  Perhatikan surat QS 29:6 (Al Quran surat Al Ankabut [laba-laba] ayat 6)
وَمَن جَـٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَـٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَـٰلَمِينَ [٢٩:٦]
Terjemahan bebas: Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia hanyalah bersungguh-sungguh untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah tidak memerlukan apapun dari alam semesta.

Pada QS 47:7 Al Quran menginformasikan pengandaian kepada orang-orang yang beriman bahwa jika mereka berpartisipasi dalam program di jalan Allah yang sudah dicanangkan oleh otoritas muslim bagi kebaikan ummat, maka Allah akan mengembalikan hasilnya dengan menjadikan orang-orang yang beriman tersebut kokoh kedudukannya. Frasa “menolong Allah” hanya ada dalam ayat ini saja dan bukan kalimat perintah.

Ayat ini menceritakan episode perang Badar ketika 300 muslimin melawan 1000 musyrikin Mekah. Ketika perang dicanangkan yang berpartisipasi sedikit sekali, mungkin sekitar puluhan orang. Jumlah 300 baru terbentuk dengan persenjataan yang minim setelah berhadap-hadapan dengan lawan. Mari lihat kelanjutan ayat ini, QS 47:8-9.
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَتَعْسًۭا لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَـٰلَهُمْ [٤٧:٨] ذَ‌ٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَـٰلَهُمْ [٤٧:٩]
Terjemahan bebas: Ayat 8: dan mereka yang menutup (kebenaran), maka kerusakan bagi mereka dan Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. Ayat 9: Itulah (akibatnya), karena mereka membenci apa-apa yang Allah turunkan, maka Allah menjadikan perbuatan-perbuatan mereka sia-sia.

Selanjutnya terbukti bahwa jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang banyak. Bukan karena kualitas mereka yang lebih baik, melainkan kekuatan iman mereka yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah sehingga kedudukan mereka menjadi kokoh. Di lain pihak, musyrikin Mekah dengan jumlah besar dengan persenjataan lebih baik akhirnya tanpa mereka duga banyak kerusakan terjadi dalam barisan mereka yang membuat mereka panik bertempur tanpa hasil. Bagi orang-orang beriman, hal ini adalah pelajaran agar tidak usah takut berhadapan dengan jumlah besar dan kemampuan canggih orang-orang yang membenci wahyu Allah. Walaupun nanti resikonya adalah mati atau hancur, mereka percaya dengan janji Allah bahwa mati di jalan Allah jaminannya adalah surga.

Untuk masa sekarang yang dapat dijadikan pelajaran adalah perlawanan rakyat Palestina di jalur Gaza. Kelihatannya saja Israel tetap kuat. Padahal sesungguhnya mereka sedang mengalami kemerosotan. Perang lalu, jika mereka teruskan, maka mereka dengan sekejap akan bangkrut. Coba saja hitung ongkos yang harus mereka tanggung setiap kali menurunkan pasukan di medan pertempuran. Belum lagi, kerusakan moral yang terjadi dengan tentara mereka, banyak yang bunuh diri. Sedangkan yang menjadi lawan mereka hanyalah anak-anak kecil yang hafal Al Quran.

Sunday, July 19, 2015

Allah menyesatkan manusia?



24. Allah Muslim adalah Jalan yg Lurus (Qs.19:36).
Bertentangan dengan:
Allah Muslim juga berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan (Qs.4:88).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 114 pertentangan.


Allah adalah jalan yang lurus dalam QS 19:36 (Al Quran surat Maryam [Maria] ayat 36)
وَإِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ هَـٰذَا صِرَ‌ٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ [١٩:٣٦]
Terjemahan bebas: (Yesus berkata) Dan Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian. Maka menghambalah kepadaNya. Inilah jalan yang lurus.

Allah Muslim juga berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan dalam QS 4:88 (Al Quran surat An Nisâ’ [wanita-wanita] ayat 88)
فَمَا لَكُمْ فِى ٱلْمُنَـٰفِقِينَ فِئَتَيْنِ وَٱللَّهُ أَرْكَسَهُم بِمَا كَسَبُوٓا۟ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَهْدُوا۟ مَنْ أَضَلَّ ٱللَّهُ ۖ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلًۭا [٤:٨٨]
 Terjemahan bebas: Maka ada apa dengan kalian dalam menghadapi orang-orang yang bermuka dua menjadi terbelah? Dan Allah membalikkan apa-apa yang mereka upayakan. Akankah kalian menginginkan untuk memberi petunjuk kepada yang Allah sesatkan? Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka dia tidak akan menemukan jalan.

ULASAN:

Pada QS 19:36 Al Quran menginformasikan seruan ‘Isa (as) kepada orang-orang yahudi bahwa Allah adalah rabb mereka juga. Jalan yang lurus adalah menghamba kepada Allah. Dia mengulang perkataan ini pada QS 5:31 dan QS 43:64. Karena seruan ini ditujukan kepada orang yahudi, tentunya sebagai pengikutnya, orang kristen sepatutnya menghamba kepada Allah saja sebagaimana ‘Isa (as). Sayangnya tidak demikian, malah redaksi perkataannya dirubah menjadi seperti yang tertera dalam Yohanes 14:6, yaitu: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Pada QS 4:88 Al Quran menanyakan kepada kaum muslimin kenapa berbeda sikap terhadap kaum munafikin? Bukankah usaha-usaha mereka selama ini untuk menghancurkan Islam telah Allah balas? Kenapa pula sebagian dari muslimin mau begitu susah payah untuk memberi petunjuk kepada mereka agar kembali kepada Islam? Lupakah kalian bahwa bagi mereka yang tersesat itu tidak tidak ada jalan lain, selain kembali ke jalan yang lurus dengan kemauannya sendiri?

Perhatikan QS 20:123 (Al Quran surat Thâhâ [huruf thâ dan huruf hâ] ayat 123)
قَالَ ٱهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًۢا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّۭ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًۭى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ [٢٠:١٢٣]
Terjemahan bebas: (Allah berkata) “Turunlah kalian berdua dari sana! Sebagian dari kalian adalah musuh bagi sebagian lainnya. Kemudian akan datang kepada kalian petunjuk dariKu. Dan barangsiapa mengikuti petunjukKu, maka dia tidak akan tersesat dan dia tidak akan terjerumus.”

Perhatikan juga bagian tengah QS 16:36
فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَـٰلَةُ 
Terjemahan bebas: Kemudian dari mereka ada yang Allah beri petunjuk dan dari mereka ada yang menetapkan atas dirinya kesesatan.

QS 20:123 Menginformasikan ketika Adam dan Hawa tiba di bumi. Bersama mereka, diturunkan juga petunjuk dari Allah untuk anak keturunan mereka. Jalan atau petunjuk sudah Allah sediakan, maka barangsiapa yang mengikuti jalan atau petunjuk itu adalah orang yang mendapat petunjuk dari Allah. Orang-orang yang disesatkan oleh Allah adalah orang-orang yang menolak mendapat petunjuk dari Allah atau tidak mau mengikuti petunjuk atau jalan yang sudah Allah sediakan. Mereka sendiri yang menetapkan dirinya untuk tersesat. Maka bagi mereka tidak ada jalan lain yang lebih baik bagi mereka, selain dengan sukarela kembali ke jalan yang lurus yang telah Allah sediakan. Jika mereka masih tetap tidak mau kembali, jangan salahkan Allah karena Allah tidak akan menunjukkan jalan lain yang lebih baik daripada jalanNya yang lurus. Silakan saja menyesatkan diri.

Saturday, July 18, 2015

Allah Penipu Daya?



23. Salah satu dari 99 Nama dari Allah Muslim adalah MahaBenar
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim menjuluki diriNya sebagai “Sebesar-besar Penipu Daya / Penipu Ulung Penipu yg Hebat” (Qs.3:54).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 113 pertentangan.


QS 3:54 (Al Quran surat Ali ‘Imrân [keluarga Amram] ayat 54)
وَمَكَرُوا۟ وَمَكَرَ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَـٰكِرِينَ [٣:٥٤]
Terjemahan bebas: Dan mereka membuat rencana dan Allah (juga) membuat rencana. Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana.

ULASAN:
Memang betul salah satu dari 99 nama Allah yang baik adalah Al Haqq (ٱلْحَقّ). Makna kata ini bukan saja berarti maha benar tetapi juga: kebenaran absolut, kenyataan absolut, yang mempunyai keadilan absolut, yang mempunyai hak absolut, dll. Perhatikan QS 22:6 (Al Quran surat Al Hajj [berhaji] ayat 6)

ذَ‌ٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ [٢٢:٦]
Terjemahan bebas: Begitulah, karena Allah adalah kenyataan absolut (Al Haqq). Dan Sesungguhnya Dia menghidupkan yang mati dan sesungguhnya Dia atas segala hal berkuasa.

Segala seusatu yang berasal dari Allah adalah kenyataan atau kebenaran absolut. Penciptaan alam semesta dan manusia adalah kenyataan absolut.  Sedangkan apa yang dipersepsi oleh manusia adalah kenyataan atau kebenaran relatif, sesuai dengan pengetahuan yang Allah berikan kepada manusia. Jadi yang dimaksud dengan maha benar di sini adalah bukanlah tentang jujur atau menipu, melainkan tentang mutlak atau nisbi. Bisa juga tentang keyakinan dan keraguan.

Selanjutnya kita lihat hubungan haqq dengan apa yang dimaksud dengan tipuan. Perhatikan QS 35:5-6 (Al Quran surat Al Fâthir [pencipta] ayat 5-6)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّۭ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ [٣٥:٥]إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّۭ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ [٣٥:٦]
Terjemahan bebas: Ayat 5: Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah suatu kenyataan absolut (haqq). Janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia dan janganlah kalian tertipu oleh sang penipu tentang Allah. Ayat 6: Sesungguhnya setan bagi kalian adalah musuh, maka perlakukanlah sebagaimana layaknya musuh. Sesungguhnya dia hanyalah menjanjikan kepada pengikut-pengikutnya agar menjadi penghuni api neraka.

Dengan demikian maka jelaslah apa yang dimaksud dengan tipuan atau penipu, yaitu menjanjikan sesuatu yang tidak pernah sesuai dengan kenyataan absolut. Setan menjanjikan seolah-olah manusia akan selamanya berada di dunia atau dunia adalah sebagai tujuan hidup, dan setan juga mengatakan bahwa Allah itu tidak ada, misalnya bagi ateis, sehingga tidak perlu lagi memikirkan tentang kehidupan akhirat yang merupakan kenyataan absolut yang dijanjikan Allah bahwa barangsiapa yang tidak mengikuti petunjuk akan masuk neraka.

Pada QS 3:54 Al Quran menginformasikan tentang rencana kaum Saduki atau Farisi untuk mengakhiri ‘Isa (as). Allah juga mempunyai rencana untuk menyelamatkan ‘Isa (as). Kemudian rencana mereka berantakan.  Kata yang digunakan adalah makara (مكر) yang berarti membuat rencana, menghukum penipu atau berkomplot. Karena membicarakan ‘Isa (as) maka Allah muslim adalah Allah kristen juga. Makar juga bisa berarti kudeta. Kata makar dalam ayat ini diulang tiga kali dan tidak ada yang aneh. Kata ini adalah kata netral, boleh saja diterjemahkan sebagai tipu daya, yaitu suatu cara dengan menggunakan kepandaian tertentu untuk mencapai suatu tujuan buruk atau tujuan baik. Dengan demikian kata haqq tidak bertentangan dengan kata makar.

Sunday, July 5, 2015

Allah memerintahkan perbuatan keji?



22. Apakah Allah Muslim memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji? Tidak! (Qs.7:28, 16:90).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji (Qs.17:16, Qs.5:33, Qs.8:12, Qs.8:17).
Sampai disini sudah ada 8 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 112 pertentangan.


Allah tidak memerintahkan kejahatan dalam QS 7:28 (Al Quran surat Al A’râf [tempat yang ditinggikan] ayat 28)
وَإِذَا فَعَلُوا۟ فَـٰحِشَةًۭ قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ [٧:٢٨]
Terjemahan bebas: Dan ketika mereka melakukan perbuatan tidak senonoh, mereka berkata: “Dan kami temukan bapak-bapak kami melakukan perbuatan itu dan Allah menyuruh kami berbuat demikian.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak akan menyuruh perbuatan-perbuatan tidak senonoh.” Apakah mereka mengatakan atas Allah apa-apa yang tidak mereka ketahui?

Allah tidak memerintahkan kejahatan dalam QS 16:90 (Al Quran surat Al Nahl [lebah] ayat 90)
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَـٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ [١٦:٩٠]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk keseimbangan dan kesopanan, dan menafkahi kaum kerabat dan menahan diri dari kebejadan dan ketercelaan dan mengumbar nafsu. Dia mengancam kalian. Mudah-mudahan kalian mengingat (Allah).

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 17:16 (Al Quran surat Al Isrâ’ [perjalanan malam] ayat 16)
وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَـٰهَا تَدْمِيرًۭا [١٧:١٦]
Terjemahan bebas: Dan ketika Kami bermaksud untuk menghancurkan sebuah komunitas, Kami perintahkan orang-orang yang bergelimang kemewahan (agar bertobat), kemudian mereka melawan di dalamnya. Maka ditetapkanlah atasnya keputusan. Kemudian Kami luluh lantakkannya.

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 5:33 (Al Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 33)
إِنَّمَا جَزَ‌ٰٓؤُا۟ ٱلَّذِينَ يُحَارِبُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَسْعَوْنَ فِى ٱلْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوٓا۟ أَوْ يُصَلَّبُوٓا۟ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَـٰفٍ أَوْ يُنفَوْا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ ۚ ذَ‌ٰلِكَ لَهُمْ خِزْىٌۭ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٥:٣٣]
Terjemahan bebas: Mereka yang melawan Allah dan utusanNya dan membuat kerusakan di bumi, hukumannya hanyalah dengan cara dibunuhi, atau disalibi, atau dipotongi tangan dan kakinya bersilangan, atau diusir dari bumi. Itulah bagi mereka kehilangan muka di dunia dan bagi mereka di akhirat siksaan yang berat.

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 8:12 (Al Quran surat Al Anfâl [rampasan perang] ayat 12)
إِذْ يُوحِى رَبُّكَ إِلَى ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ أَنِّى مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ سَأُلْقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلرُّعْبَ فَٱضْرِبُوا۟ فَوْقَ ٱلْأَعْنَاقِ وَٱضْرِبُوا۟ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍۢ [٨:١٢]
Terjemahan bebas: (Ingatlah) Ketika Rabb kamu mewahyukan kepada malaikat: “Aku bersama kalian. Maka teguhkan mereka yang beriman. Akan Aku lemparkan ke dalam hati-hati mereka yang menutup kebenaran dengan ketakutan. Kemudian pukullah leher-leher mereka dan pukullah setiap ujung-ujung jari mereka.”

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 8:17 (Al Quran surat Al Anfâl [rampasan perang] ayat 17)

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ ٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ [٨:١٧]
Terjemahan bebas: Maka bukanlah kalian yang membunuh mereka tetapi Allah yang membunuh mereka, dan bukanlah kalian yang melakukan ketika melempar tetapi Allah yang melempar dan agar Dia menguji orang-orang yang beriman dengan ujian yang baik. Sesungguhnya Allah mendengar mengetahui.

ULASAN

Rupanya yang menyusun ini tidak benar-benar mengerti apa yang dituduhkan. Bisa jadi membaca hanya sekilas, atau dari penterjemahan yang tidak tepat. Di samping itu, tidak dapat mendefinisikan tuduhannya sehingga tidak dapat membedakan mana kejahatan, hukuman keras, perbuatan keji atau tindakan keras dalam perang. Dengan kekacauan seperti ini, ayat-ayat ini jelas kelihatan bertentangan karena masalah yang dibicarakan berbeda-beda.

Pada QS 7:28 dan QS 16:90 Al Quran membicarakan masalah hubungan antara manusia dalam komunitas dan keluarga. Yang membuat bingung barangkali adalah kata fahisyah (فحشة) yang berasal dari kata fahusya (فحش) yang berarti berlebih-lebihan, tidak beralasan, tidak sopan, memalukan dan mencemarkan nama baik. Dengan demikian Fahisyah berarti perbuatan berdosa, perbuatan tidak senonoh, perbuatan tidak bermoral, perbuatan asusila, perselingkuhan, dll. yang berhubungan dengan perilaku seksual yang menyimpang. Barangkali agar memudahkan pembacanya, penterjemah seringkali memaknai kata ini dengan “perbuatan keji”. Lebih lanjut lagi yang membaca akan memaknainya sebagai perbuatan biadab yang di luar batas perikemanusiaan yang berhubungan dengan pertumpahan darah. Seorang pembaca terjemahan ayat-ayat yang menggunakan kata fahisyah, yang diterjemahkan sebagai perbuatan keji,  akan dibingungkan dengan pokok masalah yang dibicarakan. Dalam asosiasinya, perbuatan keji berhubungan dengan pertumpahan darah. Padahal ini tidak “nyambung” dengan perempuan, zinah, perselingkuhan dll. yang dibahas.

Pada QS 17:16 Al Quran menginformasikan bahwa sebelum menghukum suatu komunitas, Allah terlebih dahulu memberi peringatan kepada mereka. Karena peringatan tidak dipatuhi maka komunitas itu dihancurkan agar menjadi pelajaran bagi komunitas-komunitas mendatang agar tidak mengulangi kesalahan serupa. Apakah ini menyuruh perbuatan keji? Sudah banyak kota, desa, atau pemukiman yang dihancurkan seperti ini yang diceritakan di kitab suci. Ada yang benar hancur dan ada yang dibangun kembali. Sodom dan Gomorrah, Jerusalem, kaum Âd, kaum Tsamûd, Midian, dll. Mungkin karena Bibel menceritakan secara naratif yang berkepanjangan, orang menjadi lupa kenapa mereka dihancurkan, lihat Kejadian 19. Sedangkan dalam Al Quran cerita tentang mereka hanya singkat saja sehingga orang tetap ingat apa kesalahan mereka.

Pada QS 5:33 Al Quran menginformasikan hukuman apa bagi yang berperang melawan Allah dan utusan-utusanNya. Keji? Biadab? Mungkin demikian bagi pembaca zaman sekarang. Hukuman berat memang perlu dijatuhkan bagi pelanggaran berat. Tahukah anda bahwa hukuman yang seperti ini adalah hukuman yang pernah Allah sampaikan kepada Musa (as) sebelumnya. Contohnya ada pada Bilangan pasal 31. Al Quran tidak langsung menerapkan hukuman sekeras ini dalam pelaksanaannya. Mari ikuti kelanjutannya di QS 5:34.
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ مِن قَبْلِ أَن تَقْدِرُوا۟ عَلَيْهِمْ ۖ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣٤]
Terjemahan bebas: Kecuali jika mereka itu bertobat sebelum jatuh ke tangan kalian. Ketahuilah bahwa Allah pemberi ampun penyayang.

Dalam setiap pelanggaran, dosa atau kesalahan, Al Quran di awal selalu menegaskan hukuman yang berat atau keras. Hal ini diperlukan agar orang hati-hati dan berpikir dulu sebelum bertindak sehingga tidak mendapat konsekuensi hukuman. Setelah dirinci bagaimana hukumannya, selalu diikuti dengan pengecualiannya dan pengampunan bagi yang layak diampuni. Diakhiri dengan kata-kata bahwa Allah itu pengampun dan penyayang. Hal ini jarang diperhatikan. Orang hanya ingin sensasi saja dengan mengatakan bahwa Islam itu biadab, barbar, haus darah sehingga fokusnya hanya pada bagian awal saja.

Pada QS 8:12 dan QS 8:17 Al Quran menginformasikan tentang suasana dalam peperangan. Tidak ada yang keji atau biadab dalam hal ini. Membunuh atau terbunuh adalah konsekuensi dari ikut berperang.  Yang dikemukakan dalam ayat-ayat ini adalah hal yang wajar dalam berperang dan tidak ada anjuran untuk curang atau melakukan strategi di luar batas perikemanusiaan. Seorang yang beriman harus tetap bersemangat bahwa dia ditolong oleh Allah dan malaikat. Walaupun dia membenci peperangan, tetapi karena dia ikut perang di jalan Allah, maka dia percaya bahwa yang menggerakkan tangannya adalah Allah dan yang membunuh musuh bukan dia, melainkan Allah sehingga tidak ada keraguan dalam bertindak. Agar segera menyelesaikan peperangan dia tidak boleh lembek selama perang sampai musuh kalah atau menyerah, atau dia sendiri mati syahid.