22. Apakah Allah Muslim memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji? Tidak! (Qs.7:28, 16:90).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji (Qs.17:16, Qs.5:33, Qs.8:12, Qs.8:17).
Sampai disini sudah ada 8 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 112 pertentangan.
Allah tidak memerintahkan kejahatan dalam QS 7:28 (Al Quran surat Al A’râf [tempat yang ditinggikan] ayat
28)
وَإِذَا
فَعَلُوا۟ فَـٰحِشَةًۭ قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ
أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ [٧:٢٨]
Terjemahan bebas: Dan ketika mereka
melakukan perbuatan tidak senonoh, mereka berkata: “Dan kami temukan
bapak-bapak kami melakukan perbuatan itu dan Allah menyuruh kami berbuat
demikian.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak akan menyuruh perbuatan-perbuatan
tidak senonoh.” Apakah mereka mengatakan atas Allah apa-apa yang tidak mereka
ketahui?
Allah tidak memerintahkan kejahatan dalam QS 16:90 (Al Quran surat Al Nahl [lebah] ayat 90)
إِنَّ
ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَـٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ
وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ [١٦:٩٠]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya Allah
memerintahkan untuk keseimbangan dan kesopanan, dan menafkahi kaum kerabat dan
menahan diri dari kebejadan dan ketercelaan dan mengumbar nafsu. Dia mengancam
kalian. Mudah-mudahan kalian mengingat (Allah).
Allah Muslim memang memerintahkan untuk
melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 17:16 (Al
Quran surat Al Isrâ’ [perjalanan malam] ayat 16)
وَإِذَآ
أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا
فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَـٰهَا تَدْمِيرًۭا [١٧:١٦]
Terjemahan bebas: Dan ketika Kami bermaksud
untuk menghancurkan sebuah komunitas, Kami perintahkan orang-orang yang
bergelimang kemewahan (agar bertobat), kemudian mereka melawan di dalamnya.
Maka ditetapkanlah atasnya keputusan. Kemudian Kami luluh lantakkannya.
Allah Muslim memang memerintahkan untuk
melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 5:33 (Al
Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 33)
إِنَّمَا
جَزَٰٓؤُا۟ ٱلَّذِينَ يُحَارِبُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَسْعَوْنَ فِى
ٱلْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوٓا۟ أَوْ يُصَلَّبُوٓا۟ أَوْ تُقَطَّعَ
أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَـٰفٍ أَوْ يُنفَوْا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ ۚ ذَٰلِكَ لَهُمْ خِزْىٌۭ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٥:٣٣]
Terjemahan bebas: Mereka yang melawan Allah
dan utusanNya dan membuat kerusakan di bumi, hukumannya hanyalah dengan cara
dibunuhi, atau disalibi, atau dipotongi tangan dan kakinya bersilangan, atau diusir
dari bumi. Itulah bagi mereka kehilangan muka di dunia dan bagi mereka di
akhirat siksaan yang berat.
Allah Muslim memang memerintahkan untuk
melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 8:12 (Al
Quran surat Al Anfâl [rampasan perang] ayat 12)
إِذْ يُوحِى
رَبُّكَ إِلَى ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ أَنِّى مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا۟ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوا۟ ۚ سَأُلْقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟
ٱلرُّعْبَ فَٱضْرِبُوا۟ فَوْقَ ٱلْأَعْنَاقِ وَٱضْرِبُوا۟ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍۢ
[٨:١٢]
Terjemahan bebas: (Ingatlah) Ketika Rabb
kamu mewahyukan kepada malaikat: “Aku bersama kalian. Maka teguhkan mereka yang
beriman. Akan Aku lemparkan ke dalam hati-hati mereka yang menutup kebenaran
dengan ketakutan. Kemudian pukullah leher-leher mereka dan pukullah setiap
ujung-ujung jari mereka.”
Allah Muslim memang memerintahkan untuk
melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 8:17 (Al
Quran surat Al Anfâl [rampasan perang] ayat 17)
فَلَمْ
تَقْتُلُوهُمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ ٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ [٨:١٧]
Terjemahan bebas: Maka bukanlah kalian yang
membunuh mereka tetapi Allah yang membunuh mereka, dan bukanlah kalian yang
melakukan ketika melempar tetapi Allah yang melempar dan agar Dia menguji
orang-orang yang beriman dengan ujian yang baik. Sesungguhnya Allah mendengar
mengetahui.
ULASAN
Rupanya yang menyusun ini tidak benar-benar
mengerti apa yang dituduhkan. Bisa jadi membaca hanya sekilas, atau dari penterjemahan
yang tidak tepat. Di samping itu, tidak dapat mendefinisikan tuduhannya sehingga
tidak dapat membedakan mana kejahatan, hukuman keras, perbuatan keji atau
tindakan keras dalam perang. Dengan kekacauan seperti ini, ayat-ayat ini jelas kelihatan
bertentangan karena masalah yang dibicarakan berbeda-beda.
Pada QS 7:28 dan QS 16:90 Al Quran
membicarakan masalah hubungan antara manusia dalam komunitas dan keluarga. Yang
membuat bingung barangkali adalah kata fahisyah (فحشة) yang berasal dari kata fahusya
(فحش) yang berarti berlebih-lebihan, tidak beralasan, tidak sopan,
memalukan dan mencemarkan nama baik. Dengan demikian Fahisyah berarti perbuatan
berdosa, perbuatan tidak senonoh, perbuatan tidak bermoral, perbuatan asusila,
perselingkuhan, dll. yang berhubungan dengan perilaku seksual yang menyimpang.
Barangkali agar memudahkan pembacanya, penterjemah seringkali memaknai kata ini
dengan “perbuatan keji”. Lebih lanjut lagi yang membaca akan memaknainya
sebagai perbuatan biadab yang di luar batas perikemanusiaan yang berhubungan
dengan pertumpahan darah. Seorang pembaca terjemahan ayat-ayat yang menggunakan
kata fahisyah, yang diterjemahkan sebagai perbuatan keji, akan dibingungkan dengan pokok masalah yang
dibicarakan. Dalam asosiasinya, perbuatan keji berhubungan dengan pertumpahan
darah. Padahal ini tidak “nyambung” dengan perempuan, zinah, perselingkuhan
dll. yang dibahas.
Pada QS 17:16 Al Quran menginformasikan bahwa
sebelum menghukum suatu komunitas, Allah terlebih dahulu memberi peringatan
kepada mereka. Karena peringatan tidak dipatuhi maka komunitas itu dihancurkan
agar menjadi pelajaran bagi komunitas-komunitas mendatang agar tidak mengulangi
kesalahan serupa. Apakah ini menyuruh perbuatan keji? Sudah banyak kota, desa,
atau pemukiman yang dihancurkan seperti ini yang diceritakan di kitab suci. Ada
yang benar hancur dan ada yang dibangun kembali. Sodom dan Gomorrah, Jerusalem,
kaum Âd, kaum Tsamûd, Midian, dll. Mungkin karena Bibel menceritakan secara
naratif yang berkepanjangan, orang menjadi lupa kenapa mereka dihancurkan,
lihat Kejadian 19. Sedangkan dalam Al Quran cerita tentang mereka hanya singkat
saja sehingga orang tetap ingat apa kesalahan mereka.
Pada QS 5:33 Al Quran menginformasikan hukuman
apa bagi yang berperang melawan Allah dan utusan-utusanNya. Keji? Biadab?
Mungkin demikian bagi pembaca zaman sekarang. Hukuman berat memang perlu
dijatuhkan bagi pelanggaran berat. Tahukah anda bahwa hukuman yang seperti ini
adalah hukuman yang pernah Allah sampaikan kepada Musa (as) sebelumnya. Contohnya
ada pada Bilangan pasal 31. Al Quran tidak langsung menerapkan hukuman sekeras
ini dalam pelaksanaannya. Mari ikuti kelanjutannya di QS 5:34.
إِلَّا
ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ مِن قَبْلِ أَن تَقْدِرُوا۟ عَلَيْهِمْ ۖ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣٤]
Terjemahan bebas: Kecuali jika mereka itu
bertobat sebelum jatuh ke tangan kalian. Ketahuilah bahwa Allah pemberi ampun
penyayang.
Dalam setiap pelanggaran, dosa atau kesalahan,
Al Quran di awal selalu menegaskan hukuman yang berat atau keras. Hal ini
diperlukan agar orang hati-hati dan berpikir dulu sebelum bertindak sehingga
tidak mendapat konsekuensi hukuman. Setelah dirinci bagaimana hukumannya,
selalu diikuti dengan pengecualiannya dan pengampunan bagi yang layak diampuni.
Diakhiri dengan kata-kata bahwa Allah itu pengampun dan penyayang. Hal ini
jarang diperhatikan. Orang hanya ingin sensasi saja dengan mengatakan bahwa
Islam itu biadab, barbar, haus darah sehingga fokusnya hanya pada bagian awal
saja.
Pada QS 8:12 dan QS 8:17 Al Quran
menginformasikan tentang suasana dalam peperangan. Tidak ada yang keji atau
biadab dalam hal ini. Membunuh atau terbunuh adalah konsekuensi dari ikut berperang. Yang dikemukakan dalam ayat-ayat ini adalah
hal yang wajar dalam berperang dan tidak ada anjuran untuk curang atau
melakukan strategi di luar batas perikemanusiaan. Seorang yang beriman harus
tetap bersemangat bahwa dia ditolong oleh Allah dan malaikat. Walaupun dia
membenci peperangan, tetapi karena dia ikut perang di jalan Allah, maka dia
percaya bahwa yang menggerakkan tangannya adalah Allah dan yang membunuh musuh
bukan dia, melainkan Allah sehingga tidak ada keraguan dalam bertindak. Agar segera
menyelesaikan peperangan dia tidak boleh lembek selama perang sampai musuh
kalah atau menyerah, atau dia sendiri mati syahid.
No comments:
Post a Comment