Sunday, July 5, 2015

Allah memerintahkan perbuatan keji?



22. Apakah Allah Muslim memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji? Tidak! (Qs.7:28, 16:90).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji (Qs.17:16, Qs.5:33, Qs.8:12, Qs.8:17).
Sampai disini sudah ada 8 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 112 pertentangan.


Allah tidak memerintahkan kejahatan dalam QS 7:28 (Al Quran surat Al A’râf [tempat yang ditinggikan] ayat 28)
وَإِذَا فَعَلُوا۟ فَـٰحِشَةًۭ قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ [٧:٢٨]
Terjemahan bebas: Dan ketika mereka melakukan perbuatan tidak senonoh, mereka berkata: “Dan kami temukan bapak-bapak kami melakukan perbuatan itu dan Allah menyuruh kami berbuat demikian.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak akan menyuruh perbuatan-perbuatan tidak senonoh.” Apakah mereka mengatakan atas Allah apa-apa yang tidak mereka ketahui?

Allah tidak memerintahkan kejahatan dalam QS 16:90 (Al Quran surat Al Nahl [lebah] ayat 90)
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَـٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ [١٦:٩٠]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk keseimbangan dan kesopanan, dan menafkahi kaum kerabat dan menahan diri dari kebejadan dan ketercelaan dan mengumbar nafsu. Dia mengancam kalian. Mudah-mudahan kalian mengingat (Allah).

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 17:16 (Al Quran surat Al Isrâ’ [perjalanan malam] ayat 16)
وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَـٰهَا تَدْمِيرًۭا [١٧:١٦]
Terjemahan bebas: Dan ketika Kami bermaksud untuk menghancurkan sebuah komunitas, Kami perintahkan orang-orang yang bergelimang kemewahan (agar bertobat), kemudian mereka melawan di dalamnya. Maka ditetapkanlah atasnya keputusan. Kemudian Kami luluh lantakkannya.

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 5:33 (Al Quran surat Al Mâidah [meja perjamuan] ayat 33)
إِنَّمَا جَزَ‌ٰٓؤُا۟ ٱلَّذِينَ يُحَارِبُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَسْعَوْنَ فِى ٱلْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوٓا۟ أَوْ يُصَلَّبُوٓا۟ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَـٰفٍ أَوْ يُنفَوْا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ ۚ ذَ‌ٰلِكَ لَهُمْ خِزْىٌۭ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٥:٣٣]
Terjemahan bebas: Mereka yang melawan Allah dan utusanNya dan membuat kerusakan di bumi, hukumannya hanyalah dengan cara dibunuhi, atau disalibi, atau dipotongi tangan dan kakinya bersilangan, atau diusir dari bumi. Itulah bagi mereka kehilangan muka di dunia dan bagi mereka di akhirat siksaan yang berat.

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 8:12 (Al Quran surat Al Anfâl [rampasan perang] ayat 12)
إِذْ يُوحِى رَبُّكَ إِلَى ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ أَنِّى مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ سَأُلْقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلرُّعْبَ فَٱضْرِبُوا۟ فَوْقَ ٱلْأَعْنَاقِ وَٱضْرِبُوا۟ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍۢ [٨:١٢]
Terjemahan bebas: (Ingatlah) Ketika Rabb kamu mewahyukan kepada malaikat: “Aku bersama kalian. Maka teguhkan mereka yang beriman. Akan Aku lemparkan ke dalam hati-hati mereka yang menutup kebenaran dengan ketakutan. Kemudian pukullah leher-leher mereka dan pukullah setiap ujung-ujung jari mereka.”

Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji dalam QS 8:17 (Al Quran surat Al Anfâl [rampasan perang] ayat 17)

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ ٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ [٨:١٧]
Terjemahan bebas: Maka bukanlah kalian yang membunuh mereka tetapi Allah yang membunuh mereka, dan bukanlah kalian yang melakukan ketika melempar tetapi Allah yang melempar dan agar Dia menguji orang-orang yang beriman dengan ujian yang baik. Sesungguhnya Allah mendengar mengetahui.

ULASAN

Rupanya yang menyusun ini tidak benar-benar mengerti apa yang dituduhkan. Bisa jadi membaca hanya sekilas, atau dari penterjemahan yang tidak tepat. Di samping itu, tidak dapat mendefinisikan tuduhannya sehingga tidak dapat membedakan mana kejahatan, hukuman keras, perbuatan keji atau tindakan keras dalam perang. Dengan kekacauan seperti ini, ayat-ayat ini jelas kelihatan bertentangan karena masalah yang dibicarakan berbeda-beda.

Pada QS 7:28 dan QS 16:90 Al Quran membicarakan masalah hubungan antara manusia dalam komunitas dan keluarga. Yang membuat bingung barangkali adalah kata fahisyah (فحشة) yang berasal dari kata fahusya (فحش) yang berarti berlebih-lebihan, tidak beralasan, tidak sopan, memalukan dan mencemarkan nama baik. Dengan demikian Fahisyah berarti perbuatan berdosa, perbuatan tidak senonoh, perbuatan tidak bermoral, perbuatan asusila, perselingkuhan, dll. yang berhubungan dengan perilaku seksual yang menyimpang. Barangkali agar memudahkan pembacanya, penterjemah seringkali memaknai kata ini dengan “perbuatan keji”. Lebih lanjut lagi yang membaca akan memaknainya sebagai perbuatan biadab yang di luar batas perikemanusiaan yang berhubungan dengan pertumpahan darah. Seorang pembaca terjemahan ayat-ayat yang menggunakan kata fahisyah, yang diterjemahkan sebagai perbuatan keji,  akan dibingungkan dengan pokok masalah yang dibicarakan. Dalam asosiasinya, perbuatan keji berhubungan dengan pertumpahan darah. Padahal ini tidak “nyambung” dengan perempuan, zinah, perselingkuhan dll. yang dibahas.

Pada QS 17:16 Al Quran menginformasikan bahwa sebelum menghukum suatu komunitas, Allah terlebih dahulu memberi peringatan kepada mereka. Karena peringatan tidak dipatuhi maka komunitas itu dihancurkan agar menjadi pelajaran bagi komunitas-komunitas mendatang agar tidak mengulangi kesalahan serupa. Apakah ini menyuruh perbuatan keji? Sudah banyak kota, desa, atau pemukiman yang dihancurkan seperti ini yang diceritakan di kitab suci. Ada yang benar hancur dan ada yang dibangun kembali. Sodom dan Gomorrah, Jerusalem, kaum Âd, kaum Tsamûd, Midian, dll. Mungkin karena Bibel menceritakan secara naratif yang berkepanjangan, orang menjadi lupa kenapa mereka dihancurkan, lihat Kejadian 19. Sedangkan dalam Al Quran cerita tentang mereka hanya singkat saja sehingga orang tetap ingat apa kesalahan mereka.

Pada QS 5:33 Al Quran menginformasikan hukuman apa bagi yang berperang melawan Allah dan utusan-utusanNya. Keji? Biadab? Mungkin demikian bagi pembaca zaman sekarang. Hukuman berat memang perlu dijatuhkan bagi pelanggaran berat. Tahukah anda bahwa hukuman yang seperti ini adalah hukuman yang pernah Allah sampaikan kepada Musa (as) sebelumnya. Contohnya ada pada Bilangan pasal 31. Al Quran tidak langsung menerapkan hukuman sekeras ini dalam pelaksanaannya. Mari ikuti kelanjutannya di QS 5:34.
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ مِن قَبْلِ أَن تَقْدِرُوا۟ عَلَيْهِمْ ۖ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٥:٣٤]
Terjemahan bebas: Kecuali jika mereka itu bertobat sebelum jatuh ke tangan kalian. Ketahuilah bahwa Allah pemberi ampun penyayang.

Dalam setiap pelanggaran, dosa atau kesalahan, Al Quran di awal selalu menegaskan hukuman yang berat atau keras. Hal ini diperlukan agar orang hati-hati dan berpikir dulu sebelum bertindak sehingga tidak mendapat konsekuensi hukuman. Setelah dirinci bagaimana hukumannya, selalu diikuti dengan pengecualiannya dan pengampunan bagi yang layak diampuni. Diakhiri dengan kata-kata bahwa Allah itu pengampun dan penyayang. Hal ini jarang diperhatikan. Orang hanya ingin sensasi saja dengan mengatakan bahwa Islam itu biadab, barbar, haus darah sehingga fokusnya hanya pada bagian awal saja.

Pada QS 8:12 dan QS 8:17 Al Quran menginformasikan tentang suasana dalam peperangan. Tidak ada yang keji atau biadab dalam hal ini. Membunuh atau terbunuh adalah konsekuensi dari ikut berperang.  Yang dikemukakan dalam ayat-ayat ini adalah hal yang wajar dalam berperang dan tidak ada anjuran untuk curang atau melakukan strategi di luar batas perikemanusiaan. Seorang yang beriman harus tetap bersemangat bahwa dia ditolong oleh Allah dan malaikat. Walaupun dia membenci peperangan, tetapi karena dia ikut perang di jalan Allah, maka dia percaya bahwa yang menggerakkan tangannya adalah Allah dan yang membunuh musuh bukan dia, melainkan Allah sehingga tidak ada keraguan dalam bertindak. Agar segera menyelesaikan peperangan dia tidak boleh lembek selama perang sampai musuh kalah atau menyerah, atau dia sendiri mati syahid.

No comments:

Post a Comment