Monday, July 20, 2015

Allah memerlukan pertolongan?



25. Allah Muslim itu MahaKuasa (Qs.2:20), bertentangan dengan: Allah Muslim itu juga ditolong manusia (Qs.47:7).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 115 pertentangan.
 

Allah Muslim itu MahaKuasa dalam QS 2:20 (Surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 20)
يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَـٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَـٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ [٢:٢٠]
Terjemahan bebas: Bilamana petir menyambar, dia membutakan pandangan mereka. Selama dia memberi terang bagi mereka, mereka berjalan di dalamnya. Dan ketika memberi gelap atas mereka, mereka berdiri saja. Seandainya Allah menghendaki, akan Dia ambil pendengaran mereka dan pandangan mereka. Sesungguhnya Allah atas segala hal menetapkan ukuran masing-masing.

Allah Muslim itu juga ditolong manusia dalam QS 47:7 (Al Quran surat Muhammad ayat 7)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ [٤٧:٧]
Terjemahan bebas: Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah, maka Dia akan menolong kalian dan memperkokoh kedudukan kalian.

ULASAN:

Pada QS 2:20 Al Quran menginformasikan tentang salah satu sifat orang-orang yang bermuka dua (munafik). Ketika cahaya petir begitu terang, penglihatan mereka hilang dan membuat kelu lidah mereka. Mereka baru berjalan ketika ada terang dan berhenti lagi ketika gelap. Secara kiasan, ketika kebenaran mutlak di hadapan mereka, mereka tidak mampu berbuat apa-apa, diam membisu karena tercengang. Mereka mengganggu Islam lagi, jika menemukan hal-hal yang mereka anggap dapat menghancurkan Islam. Dan mereka diam saja, jika tidak menemukan apa-apa. Seandainya (law, لو) Allah menghendaki, maka dapat saja pendengaran dan pandangan mereka dicabut. Law adalah pengandaian yang tidak akan terjadi. Artinya, Allah sangat penyayang kepada makhlukNya dengan memberikan mereka kesempatan sehingga dengan tidak mencabut  persepsi dan nalar mereka, mereka dapat merenungkan kebenaranNya.

Allah maha kuasa (qadîr, قدير). Kata ini berasal dari akar kata qadara (قدر) yang berarti mampu berbuat, mempunyai kuasa atas, mengukur sesuai proporsi, menetapkan, mengatur, menugaskan dll.  Sesungguhnya atas segala sesuatu hal Allah sudah menentukan kapasitas masing-masing. Mudah-mudahan dengan kapasitas yang diberikan itu mereka dapat mempergunakannya dengan baik sehingga dapat menempuh jalan yang lurus kembali kepadaNya.

Allah memiliki segalanya. Allah tidak memerlukan pertolongan makhluk, sebaliknya makhluk yang memerlukan pertolongan Allah. Semua yang Allah perintahkan, wajibkan, mintakan dan anjurkan untuk dikerjakan oleh manusia adalah untuk kebaikan manusia sendiri. Jika suatu program di jalan Allah sudah ditetapkan oleh otoritas muslim, maka berpartisipasi dalam program tersebut disebut sebagai menolong Allah, baik sosial, ekonomi, politik, perang dsb.  Perhatikan surat QS 29:6 (Al Quran surat Al Ankabut [laba-laba] ayat 6)
وَمَن جَـٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَـٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَـٰلَمِينَ [٢٩:٦]
Terjemahan bebas: Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia hanyalah bersungguh-sungguh untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah tidak memerlukan apapun dari alam semesta.

Pada QS 47:7 Al Quran menginformasikan pengandaian kepada orang-orang yang beriman bahwa jika mereka berpartisipasi dalam program di jalan Allah yang sudah dicanangkan oleh otoritas muslim bagi kebaikan ummat, maka Allah akan mengembalikan hasilnya dengan menjadikan orang-orang yang beriman tersebut kokoh kedudukannya. Frasa “menolong Allah” hanya ada dalam ayat ini saja dan bukan kalimat perintah.

Ayat ini menceritakan episode perang Badar ketika 300 muslimin melawan 1000 musyrikin Mekah. Ketika perang dicanangkan yang berpartisipasi sedikit sekali, mungkin sekitar puluhan orang. Jumlah 300 baru terbentuk dengan persenjataan yang minim setelah berhadap-hadapan dengan lawan. Mari lihat kelanjutan ayat ini, QS 47:8-9.
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَتَعْسًۭا لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَـٰلَهُمْ [٤٧:٨] ذَ‌ٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَـٰلَهُمْ [٤٧:٩]
Terjemahan bebas: Ayat 8: dan mereka yang menutup (kebenaran), maka kerusakan bagi mereka dan Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. Ayat 9: Itulah (akibatnya), karena mereka membenci apa-apa yang Allah turunkan, maka Allah menjadikan perbuatan-perbuatan mereka sia-sia.

Selanjutnya terbukti bahwa jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang banyak. Bukan karena kualitas mereka yang lebih baik, melainkan kekuatan iman mereka yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah sehingga kedudukan mereka menjadi kokoh. Di lain pihak, musyrikin Mekah dengan jumlah besar dengan persenjataan lebih baik akhirnya tanpa mereka duga banyak kerusakan terjadi dalam barisan mereka yang membuat mereka panik bertempur tanpa hasil. Bagi orang-orang beriman, hal ini adalah pelajaran agar tidak usah takut berhadapan dengan jumlah besar dan kemampuan canggih orang-orang yang membenci wahyu Allah. Walaupun nanti resikonya adalah mati atau hancur, mereka percaya dengan janji Allah bahwa mati di jalan Allah jaminannya adalah surga.

Untuk masa sekarang yang dapat dijadikan pelajaran adalah perlawanan rakyat Palestina di jalur Gaza. Kelihatannya saja Israel tetap kuat. Padahal sesungguhnya mereka sedang mengalami kemerosotan. Perang lalu, jika mereka teruskan, maka mereka dengan sekejap akan bangkrut. Coba saja hitung ongkos yang harus mereka tanggung setiap kali menurunkan pasukan di medan pertempuran. Belum lagi, kerusakan moral yang terjadi dengan tentara mereka, banyak yang bunuh diri. Sedangkan yang menjadi lawan mereka hanyalah anak-anak kecil yang hafal Al Quran.

No comments:

Post a Comment