25. Allah Muslim itu MahaKuasa (Qs.2:20), bertentangan dengan: Allah Muslim itu juga ditolong manusia (Qs.47:7).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 115 pertentangan.
Allah Muslim itu MahaKuasa dalam QS 2:20 (Surat Al Baqarah [sapi betina] ayat 20)
يَكَادُ
ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَـٰرَهُمْ ۖ
كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَـٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ [٢:٢٠]
Terjemahan bebas: Bilamana petir menyambar,
dia membutakan pandangan mereka. Selama dia memberi terang bagi mereka, mereka
berjalan di dalamnya. Dan ketika memberi gelap atas mereka, mereka berdiri
saja. Seandainya Allah menghendaki, akan Dia ambil pendengaran mereka dan
pandangan mereka. Sesungguhnya Allah atas segala hal menetapkan ukuran
masing-masing.
Allah Muslim itu juga ditolong manusia dalam QS 47:7 (Al Quran surat
Muhammad ayat 7)
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ
أَقْدَامَكُمْ [٤٧:٧]
Terjemahan bebas: Wahai orang-orang yang
beriman, jika kalian menolong Allah, maka Dia akan menolong kalian dan
memperkokoh kedudukan kalian.
ULASAN:
Pada QS 2:20 Al Quran menginformasikan tentang
salah satu sifat orang-orang yang bermuka dua (munafik). Ketika cahaya petir
begitu terang, penglihatan mereka hilang dan membuat kelu lidah mereka. Mereka
baru berjalan ketika ada terang dan berhenti lagi ketika gelap. Secara kiasan,
ketika kebenaran mutlak di hadapan mereka, mereka tidak mampu berbuat apa-apa,
diam membisu karena tercengang. Mereka mengganggu Islam lagi, jika menemukan
hal-hal yang mereka anggap dapat menghancurkan Islam. Dan mereka diam saja,
jika tidak menemukan apa-apa. Seandainya (law, لو) Allah menghendaki, maka
dapat saja pendengaran dan pandangan mereka dicabut. Law adalah pengandaian
yang tidak akan terjadi. Artinya, Allah sangat penyayang kepada makhlukNya
dengan memberikan mereka kesempatan sehingga dengan tidak mencabut persepsi dan nalar mereka, mereka dapat
merenungkan kebenaranNya.
Allah maha kuasa (qadîr, قدير). Kata ini berasal dari akar kata qadara (قدر) yang
berarti mampu berbuat, mempunyai kuasa atas, mengukur sesuai proporsi,
menetapkan, mengatur, menugaskan dll. Sesungguhnya
atas segala sesuatu hal Allah sudah menentukan kapasitas masing-masing.
Mudah-mudahan dengan kapasitas yang diberikan itu mereka dapat mempergunakannya
dengan baik sehingga dapat menempuh jalan yang lurus kembali kepadaNya.
Allah memiliki segalanya. Allah tidak
memerlukan pertolongan makhluk, sebaliknya makhluk yang memerlukan pertolongan
Allah. Semua yang Allah perintahkan, wajibkan, mintakan dan anjurkan untuk
dikerjakan oleh manusia adalah untuk kebaikan manusia sendiri. Jika suatu
program di jalan Allah sudah ditetapkan oleh otoritas muslim, maka
berpartisipasi dalam program tersebut disebut sebagai menolong Allah, baik
sosial, ekonomi, politik, perang dsb.
Perhatikan surat QS 29:6 (Al Quran surat Al Ankabut [laba-laba] ayat 6)
وَمَن
جَـٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَـٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَـٰلَمِينَ [٢٩:٦]
Terjemahan bebas: Barangsiapa
bersungguh-sungguh, maka dia hanyalah bersungguh-sungguh untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah tidak memerlukan apapun dari alam semesta.
Pada QS 47:7 Al Quran menginformasikan pengandaian
kepada orang-orang yang beriman bahwa jika mereka berpartisipasi dalam program
di jalan Allah yang sudah dicanangkan oleh otoritas muslim bagi kebaikan ummat,
maka Allah akan mengembalikan hasilnya dengan menjadikan orang-orang yang
beriman tersebut kokoh kedudukannya. Frasa “menolong Allah” hanya ada dalam
ayat ini saja dan bukan kalimat perintah.
Ayat ini menceritakan episode perang Badar
ketika 300 muslimin melawan 1000 musyrikin Mekah. Ketika perang dicanangkan
yang berpartisipasi sedikit sekali, mungkin sekitar puluhan orang. Jumlah 300
baru terbentuk dengan persenjataan yang minim setelah berhadap-hadapan dengan
lawan. Mari lihat kelanjutan ayat ini, QS 47:8-9.
وَٱلَّذِينَ
كَفَرُوا۟ فَتَعْسًۭا لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَـٰلَهُمْ [٤٧:٨] ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحْبَطَ
أَعْمَـٰلَهُمْ [٤٧:٩]
Terjemahan bebas: Ayat 8: dan mereka yang
menutup (kebenaran), maka kerusakan bagi mereka dan Allah menyesatkan
perbuatan-perbuatan mereka. Ayat 9: Itulah (akibatnya), karena mereka
membenci apa-apa yang Allah turunkan, maka Allah menjadikan perbuatan-perbuatan
mereka sia-sia.
Selanjutnya terbukti bahwa jumlah yang sedikit
dapat mengalahkan jumlah yang banyak. Bukan karena kualitas mereka yang lebih
baik, melainkan kekuatan iman mereka yang menyebabkan datangnya pertolongan
Allah sehingga kedudukan mereka menjadi kokoh. Di lain pihak, musyrikin Mekah
dengan jumlah besar dengan persenjataan lebih baik akhirnya tanpa mereka duga
banyak kerusakan terjadi dalam barisan mereka yang membuat mereka panik
bertempur tanpa hasil. Bagi orang-orang beriman, hal ini adalah pelajaran agar
tidak usah takut berhadapan dengan jumlah besar dan kemampuan canggih orang-orang
yang membenci wahyu Allah. Walaupun nanti resikonya adalah mati atau hancur,
mereka percaya dengan janji Allah bahwa mati di jalan Allah jaminannya adalah
surga.
Untuk masa sekarang yang dapat dijadikan
pelajaran adalah perlawanan rakyat Palestina di jalur Gaza. Kelihatannya saja
Israel tetap kuat. Padahal sesungguhnya mereka sedang mengalami kemerosotan.
Perang lalu, jika mereka teruskan, maka mereka dengan sekejap akan bangkrut.
Coba saja hitung ongkos yang harus mereka tanggung setiap kali menurunkan
pasukan di medan pertempuran. Belum lagi, kerusakan moral yang terjadi dengan
tentara mereka, banyak yang bunuh diri. Sedangkan yang menjadi lawan mereka hanyalah
anak-anak kecil yang hafal Al Quran.
No comments:
Post a Comment