3. Apakah pemberi peringatan (Rasul) dikirim kepada semua manusia sebelum kedatangan Mhd? Ya, Allah Muslim telah mengirim pemberi peringatan (Rasul) kepada setiap orang ( Qs.10:47, 16:35-36, 35:24).
Hal ini bertentangan dengan:
Ibrahim dan Ismael secara spesial telah dikirim oleh Allah Muslim untuk mengunjungi Mekah dan membangun Ka’bah serta memberi peringatan kepada orang2 di sana ( Qs.2:125-129) .
Anehnya, Mhd ternyata dikirim sebagai pemberi peringatan (Rasul) kepada orang2 yg belum memiliki rasul/pemberi peringatan tersebut sebelumnya ( Qs.28:46, 32:44, 36:2-6).
Hal ini menimbulkan pertanyaan: “Bagaimana dengan Hud dan Sahih yg nyata2 juga telah dikirim sebagai pemberi peringatan ke Arab? Bagaimana juga dengan Kitab yg telah diberikan kepada Ismael? Dll ( Qs.11:50, 11:61).
Sampai disini sudah ada 18 pertentangan ayat. Jadi total sudah ada 32 pertentangan.
Allah Muslim telah mengirim pemberi
peringatan (Rasul) kepada setiap orang dalam QS 10:47 (Al Quran surat Yûnus [Jonah] ayat 47)
وَلِكُلِّ
أُمَّةٍۢ رَّسُولٌۭ ۖ فَإِذَا جَآءَ رَسُولُهُمْ قُضِىَ بَيْنَهُم
بِٱلْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ [١٠:٤٧]
Terjemahan bebas: Dan bagi setiap ummat ada
utusan-utusan. Kemudian ketika utusan mereka datang, dia menyelesaikan perkara
di antara mereka dan mereka tidak dicurangi.
Allah Muslim telah mengirim pemberi
peringatan (Rasul) kepada setiap orang dalam QS 16:35-36 (Al Quran surat An Nahl [lebah] ayat 35-36)
وَقَالَ
ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ لَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِن دُونِهِۦ مِن شَىْءٍۢ
نَّحْنُ وَلَآ ءَابَآؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِن دُونِهِۦ مِن شَىْءٍۢ ۚ كَذَٰلِكَ فَعَلَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ فَهَلْ عَلَى ٱلرُّسُلِ إِلَّا ٱلْبَلَـٰغُ ٱلْمُبِينُ [١٦:٣٥] وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ
وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ
حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَـٰلَةُ ۚ
فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ [١٦:٣٦]
Terjemahan bebas: Ayat 35: Dan mereka yang
mempersekutukan (Allah) berkata: “Seandainya Allah menghendaki, tidaklah kami
menghamba kepada sesuatupun selain Dia. Tidaklah kami atau bapak-bapak kami
melarang sesuatupun selain (yang) Dia (larang).” Begitulah perilaku orang-orang
yang ada sebelum mereka. Maka apakah ada atas utusan-utusan itu, selain
penyampaian yang nyata? Ayat 36: Dan sesungguhnya telah Kami bangkitkan
dalam setiap ummat seorang utusan (yang mengajak mereka) untuk menghamba kepada
Allah dan menghindari kekuatan jahat. Kemudian dari mereka ada orang yang Allah beri petunjuk dan dari
mereka ada orang yang menetapkan atas dirinya sendiri suatu kesesatan. Maka,
kalian lakukanlah perjalanan di bumi dan kemudian perhatikan bagaimana
kesudahan orang-orang yang menyangkal (kebenaran).
Allah Muslim telah mengirim pemberi
peringatan (Rasul) kepada setiap orang dalam QS 35:24
(Al Quran surat Fâthir [pencipta] ayat 24)
إِنَّآ
أَرْسَلْنَـٰكَ بِٱلْحَقِّ بَشِيرًۭا وَنَذِيرًۭا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌۭ [٣٥:٢٤]
Terjemahan bebas: Sesungguhnya Kami
mengirim kamu dengan kebenaran sebagai (pembawa) suatu kabar gembira dan suatu
peringatan. Dan hanyalah dari suatu ummat ada seorang pemberi peringatan (hidup
dan) meninggal di dalamnya.
Ibrahim dan Ismael secara spesial telah
dikirim oleh Allah Muslim untuk mengunjungi Mekah dan membangun Ka’bah serta
memberi peringatan kepada orang2 di sana dalam QS 2:125-129 (Al Quran surat Al Baqarah [sapi betina] ayat
125-129)
وَإِذْ
جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةًۭ لِّلنَّاسِ وَأَمْنًۭا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ
إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّۭى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ
وَإِسْمَـٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَـٰكِفِينَ
وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ [٢:١٢٥]وَإِذْ قَالَ
إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنًۭا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ
ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًۭا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ
عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ [٢:١٢٦]وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَـٰعِيلُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ [٢:١٢٧]رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن
ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةًۭ مُّسْلِمَةًۭ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ
عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ [٢:١٢٨]رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًۭا مِّنْهُمْ
يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ
وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ [٢:١٢٩]
Terjemahan bebas: Ayat 125: Dan (ingatlah)
ketika Kami jadikan rumah itu (Ka’bah) sebagai suatu tempat manusia berhimpun
dan Kami amankan dan kalian ambillah tempat Abraham berdiri sebagai tempat
shalat. Dan Kami membuat perjanjian kepada Abraham dan Ishmael untuk mensucikan
rumahKu bagi orang-orang yang mengelilinginya dan menjadikannya tempat
bermeditasi dan membungkuk kemudian sujud (untuk shalat). Ayat 126: Dan
(ingatlah) ketika Abraham berkata: “Rabbku, jadikanlah kota ini aman dan
karuniakanlah penghuninya, dengan buah-buahan bagi siapa dari mereka yang
beriman kepada Allah dan hari akhir.” Dan dia (Allah) berkata: “Dan barangsiapa
menutup (kebenaran) maka Aku karuniakan
sedikit, selanjutnya akan Aku giring dia ke siksa neraka.” Dan itu suatu perjalanan
yang buruk. Ayat 127: Dan (ingatlah) ketika Abraham meninggikan
fondasi-fondasi rumah itu bersama Ishmael (kemudian berdoa): “Rabb kami,
terimalah (permohonan) dari kami. Sesungguhnya Engkau mendengar mengetahui.”
Ayat 128: “Rabb kami, dan jadikanlah kami dua orang yang menyerahkan diri
kepada Engkau dan dari anak keturunan kami ummat yang menyerahkan diri kepada
Engkau. Dan perlihatkan kepada kami cara pengabdian kami dan berilah tobat atas
kami, sesungguhnya Engkau penerima tobat penyayang.” Ayat 129: “Rabb
kami, dan bangkitkanlah dalam mereka
seorang utusan dari mereka yang membacakan atas mereka tanda-tanda Engkau dan
mengajarkan mereka Al Kitab dan hikmah dan membersihkan mereka. Sesungguhnya
Engkau perkasa bijaksana.”
Mhd ternyata dikirim sebagai pemberi
peringatan (Rasul) kepada orang2 yg belum memiliki rasul/pemberi peringatan
tersebut sebelumnya dalam
QS 28:46 (Al Quran surat Al Qashâsh [kisah-kisah] ayat 46)
وَمَا كُنتَ
بِجَانِبِ ٱلطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَـٰكِن رَّحْمَةًۭ مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ
قَوْمًۭا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍۢ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
[٢٨:٤٦]
Terjemahan bebas: Dan tidaklah kamu berada
di dekat bukit Sinai ketika Kami memanggil (Musa) tetapi (dengan otoritas yang
sama kamu diutus untuk menyampaikan) kasih sayang dari Rabb kamu untuk kamu
peringatkan suatu kaum yang belum datang kepada mereka seorang pemberi
peringatan sebelum kamu, mudah-mudahan mereka akan mengingat (Rabb mereka).
Mhd ternyata dikirim sebagai pemberi
peringatan (Rasul) kepada orang2 yg belum memiliki rasul/pemberi peringatan
tersebut sebelumnya dalam
QS 32:44 tidak ada karena surat ini hanya 30 ayat. Setelah ditelusuri, ada hal
yang berkaitan dengan ini yaitu QS 32:3 (Al Quran surat As Sajdah [bersujud]
ayat 3)
أَمْ
يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۚ بَلْ هُوَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ
قَوْمًۭا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍۢ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ [٣٢:٣]
Terjemahan bebas: Ataukah yang mereka katakan:
“Dia membuat-buatnya (Al Quran).” Padahal dia (Al Quran) adalah kebenaran dari
Rabb kamu untuk kamu peringatkan suatu kaum yang belum datang kepada mereka
seorang pemberi peringatan sebelum kamu. Mudah-mudahan mereka mendapat
petunjuk.
Mhd ternyata dikirim sebagai pemberi
peringatan (Rasul) kepada orang2 yg belum memiliki rasul/pemberi peringatan
tersebut sebelumnya peringatan
dalam QS 36:2-6 (Al Quran surat Yâsîn [huruf yâ’ dan huruf sîn] ayat 2-6)
وَٱلْقُرْءَانِ
ٱلْحَكِيمِ [٣٦:٢]إِنَّكَ
لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ [٣٦:٣]عَلَىٰ صِرَٰطٍۢ
مُّسْتَقِيمٍۢ [٣٦:٤]تَنزِيلَ
ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ [٣٦:٥]لِتُنذِرَ
قَوْمًۭا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَـٰفِلُونَ [٣٦:٦]
Terjemahan bebas: Ayat 2: Demi Al Quran yang
penuh hikmah. Ayat 3: Sesungguhnya kamu adalah bagian orang-orang yang
diutus. Ayat 4: (untuk mengajak) atas jalan yang lurus. Ayat 5: Yang
diturunkan oleh yang perkasa penyayang. Ayat 6: untuk memperingatkan
suatu kaum yang bapak-bapak mereka belum diperingatkan, kemudian mereka lalai.
Bagaimana dengan Hud dan Sahih yg nyata2
juga telah dikirim sebagai pemberi peringatan ke Arab? dalam QS 11:50 (Al Quran surat Hûd [nama nabi
bukan keturunan Israel] ayat 50)
وَإِلَىٰ
عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًۭا ۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم
مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ [١١:٥٠]
Terjemahan bebas: Dan kepada Âd saudara
mereka, Hûd yang berkata: “Wahai kaumku, menghambalah kalian kepada Allah
tidaklah ada bagi kalian suatu ilâh selain Dia. Kalian hanyalah orang yang
mengada-ada.”
Bagaimana dengan Hud dan Sahih yg nyata2
juga telah dikirim sebagai pemberi peringatan ke Arab? dalam QS 11:61 (Al Quran surat surat Hûd
[nama nabi bukan keturunan Israel] ayat 61)
وَإِلَىٰ
ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَـٰلِحًۭا ۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم
مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ
وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌۭ مُّجِيبٌۭ [١١:٦١]
Terjemahan bebas: Dan kepada Tsamûd saudara
mereka, Shâlih yang berkata: “Wahai kaumku, menghambalah kalian kepada Allah
tidaklah ada bagi kalian suatu ilâh selain Dia. Dia menciptakan kalian dari
bumi ini dan menjadikan kalian menghuni di dalamnya. Maka memohonlah ampunan
dari Dia kemudian bertobatlah kalian kepadaNya. Sesungguhnya Rabbku sungguh
dekat mengabulkan permohonan.”
ULASAN
Sebelum membahas ayat-ayat ini mari kita
perhatikan istilah-istilah: ummat, kaum, nabi, rasul dan pemberi peringatan.
Ummat (أمّة) berasal dari kata (âmma, آمّ)
yang berarti memperbaiki, mengarahkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Ummat berarti: jalan, cara, atau kebiasaan. Sehingga selanjutnya dapat berarti:
kepercayaan, agama, bangsa, generasi, era, komunitas, sekelompok makhluk hidup
yang memiliki karakteristik tertentu atau kondisi yang sama. Ummat mempunyai
organisasi lebih kompleks dan berjumlah lebih besar daripada kaum dan bisa
terdiri dari beberapa kaum.
Kaum (قوم) berasal dari kata (qâma, قام)
yang berarti berdiri, bangkit, tampil nyata dll. Kaum dapat diartikan sebagai
suku, partai, atau sekelompok orang. Kaum dapat dikatakan bagian dari ummat. Di
tanah arab satu kaum berarti satu suku yang anggotanya mempunyai nenek moyang
sama yang generasinya tidak terlalu jauh.
Nabi (نبي) berasal dari kata (naba’a, نبأ) yang
berarti menyampaikan berita atau informasi. Nabi dapat berarti penyampai berita
dari Allah atau penyampai nubuat.
Dalam Islam seorang nabi adalah manusia yang diangkat derajatnya oleh Allah dan
diberi wahyu untuk mengerjakan tugas tertentu di dunia tetapi tidak diharuskan
menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia.
Rasul (رسول) berasal dari kata (rasila, رسل) yang
berarti mengirim atau mengutus. Rasul dapat berarti yang diutus, utusan, pembawa berita, duta dll.
Dalam islam siapapun dapat dianggap sebagai seorang rasul yang penting dia
membawa wahyu atau risalah dari Allah untuk disampaikan. Berbeda dengan nabi
saja, seorang manusia yang diangkat oleh Allah menjadi seorang nabi dan rasul,
maka dia diharuskan menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia lainnya.
Selain manusia, malaikat juga dapat bertindak sebagai rasul. Jibril atau
Gabriel adalah malaikat yang diberi tugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada
manusia. Kadangkala pengertiannya menjadi meluas, manusia biasa yang bukan nabi
dapat dianggap juga sebagai rasul asalkan dia membawakan wahyu dari tuhan. Hal
ini yang digunakan oleh orang-orang kristen untuk membedakan orang biasa
penganut kristen dengan Petrus, Simeon, Barnabas serta murid-murid ‘Isa (as)
lainnya dan ditambah dengan Paulus yang belum pernah bertemu dengannya. Mereka
ini disebut juga sebagai rasul.
Sebagian nabi dan rasul ada yang dibekali
lengkap dengan kitab dan hukum-hukum, dan sebagian besar lagi tidak disertai
sesuatupun. Nuh (as), walaupun sebagai nabi dan rasul, dia tidak dilengkapi
apa-apa. Ibrahim (as) sebagai nabi dan rasul dilengkapi dengan kitab dan
hukum-hukum, tetapi sudah tidak ada jejaknya, lihat QS 89:19. Musa (as) sebagai
nabi dan rasul dilengkapi dengan kitab dan hukum-hukum. ‘Isa (as) sebagai nabi
dan rasul dilengkapi dengan kitab tetapi tidak hukum-hukum. Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul dilengkapi dengan kitab dan hukum-hukum. Nabi-nabi lain
juga ada yang dilengkapi kitab, seperti Dawud (as) tetapi tidak hukum-hukum.
Malahan, ada juga yang bukan nabi tetapi mengarang tulisan sendiri yang
kemudian diakui sebagai kitab dan hukum-hukum oleh pengikutnya, yaitu Paulus.
Pemberi peringatan (nadzîr, نذير)
berasal dari kata (nadzara, نذر) yang berarti mendedikasikan diri, bersumpah,
menaati sumpah, memperingatkan, mengancam, menyampaikan nasihat agar
berhati-hati, memberikan hadiah dll. Pemberi peringatan pengertiannya menjadi
seseorang yang menyampaikan peringatan dan mencegah agar orang lain
berhati-hati dan terhindar dari bencana yang akan timbul oleh karena perbuatan
yang salah dari orang tersebut.
Mari sekarang kita lihat kelompok-kelompok
orang yang disebutkan di sini.
Kaum Âd adalah suku arab yang tinggal di
selatan jazirah arab. Mereka hanya terpisah beberapa generasi dengan Nuh (as).
Nabi mereka, Hûd (as) adalah keturunan dari Nuh (as). Kaum Âd adalah masyarakat
kuat dan berbudaya tinggi dengan membuat perbentengan, istana-istana yang
kokoh, serta irigasi pertanian dengan reservoir. Mereka berbahasa Aram yang
dekat dengan bahasa Ibrani. Wilayah mereka luas sehingga mencapai Iraq.
Keberadaan mereka musnah ratusan tahun sebelum munculnya islam tetapi sejarah
mereka tetap diingat oleh bangsa arab yang bukan keturunan mereka.
Kaum Tsamûd adalah suku yang tinggal di barat
jazirah arab. Mereka dikenal sebagai cucu dari Aram yaitu cucu dari Nuh (as).
Nabi mereka adalah Shâlih (as). Wilayah mereka membentang dari Syria sampai
Yaman sekarang. Mereka berbahasa Nabatea. Keberadaan mereka musnah sesaat
sebelum Ismail (as).
Adapun
penduduk Mekah adalah keturunan dari Ismail (as). Mekah, pada waktu Ibrahim
tiba di sana, belum berpenghuni. Setelah itu baru berkembang dengan datangnya
para pengembara yang kemudian menetap di situ sehingga menjadi suatu kota.
Walaupun sama-sama arab, mereka bukan keturunan kaum Âd maupun kaum Tsamûd.
Pada mulanya mereka mengikuti apa yang diajarkan Ibrahim (as), selanjutnya
karena tidak adanya nabi-nabi setelahnya, mereka sedikit demi sedikit merubah
kepercayaan mereka. Pada waktu Muhammad SAW lahir praktek keagamaan mereka
sudah jauh menyimpang dari yang semula diajarkan Ibrahim (as).
Pada QS 10:47, QS 16:35-36 dan QS 35:24, Al
Quran menginformasikan suatu kepastian bahwa pada setiap ummat selalu ada
seorang utusan Allah dari kalangan mereka sendiri. Bibel hanya menginformasikan
utusan-utusan dari ummat yahudi saja. Dalam Al Quran, disebutkan juga
utusan-utusan Allah di luar ummat yahudi. Mungkin saja ada utusan-utusan bagi
ummat yang lain di luar itu, yang namanya tidak disebutkan ada seperti ummat di
India, Cina, Amerika, Indonesia dll. Pesan yang disampaikan oleh utusan-utusan
itu sama yaitu untuk menyampaikan ajakan kepada manusia lain agar menghamba
kepada Allah semata. Jika pada kaum atau ummat itu sebelumnya sudah
mempraktekkan ajaran itu dan kemudian menyimpang, maka utusan itu itu bertindak
juga sebagai pemberi peringatan.
Saya berterima kasih kepada yang menunjukkan
QS 16:35-36 karena melalui tangannya Allah memberi petunjuk yang patut
direnungkan. Yaitu 1. Kata orang-orang musyrikin: “Seandainya Allah
menghendaki, tidaklah kami menghamba kepada sesuatupun selain Dia. Tidaklah
kami atau bapak-bapak kami melarang sesuatupun selain (yang) Dia (larang)”
dan 2. Firman Allah: “Kemudian dari mereka
ada orang yang Allah beri petunjuk dan dari mereka ada orang yang
menetapkan atas dirinya sendiri suatu kesesatan.” Dalam mencari dan
menerima kebenaran, diperlukan peran aktif dari manusia dengan menggunakan
rasio dan hati nurani.
Orang-orang musyrikin menggunakan kata
“seandainya” (law, لو) yang dalam bahasa arab adalah suatu pengandaian
yang tidak akan terjadi.
Sepengatahuan saya, hal ini berarti orang-orang musyrikin sampai kapanpun tidak
peduli dengan adanya atau tidak adanya keinginan dari Allah, mereka pasif tidak
ingin mencari kebenaran sehingga tidak ingin beriman. Kemudian adalah firman
Allah: “ada orang yang menetapkan dirinya suatu kesesatan.” Di sini digunakan
kata kerja: menetapkan (haqqat, حَقَّتْ). Kata bendanya:
kebenaran mutlak, sebenar-benarnya kebenaran (haqq, حقّ).
Dengan demikian, yang tersesat adalah orang yang memang menginginkan dirinya
tersesat setelah melihat kebenaran yang ada dihadapannya. Entah itu disebabkan
oleh hawa nafsunya, kesombongannya atau kebenciannya terhadap sesuatu sehingga
mengabaikan rasio dan hati nurani.
Kembali pada pokok
pembahasan, pada QS 2:125-129 Al Quran menginformasikan
kegiatan Ibrahim (as) dan Ismail (as) di Mekah. Mungkin benar bahwa Ibrahim
(as) dan Ismail (as) spesial dikirim untuk mengunjungi Mekah. Akan tetapi bukan
untuk memberi peringatan kepada orang-orang disana karena pada waktu Ibrahim
(as) tiba di sana belum ada orang satupun yang menghuni tempat itu. Jadi tidak
ada yang diberi peringatan. Dan juga tidak untuk membangun Ka’bah. Perhatikan
QS 2:127: Dan (ingatlah) ketika Abraham meninggikan fondasi-fondasi rumah
itu bersama Ishmael (kemudian berdoa): “Rabb kami, terimalah (permohonan)
dari kami. Sesungguhnya Engkau mendengar mengetahui.” Dengan ini Al Quran
menginformasikan bahwa rumah itu sebenarnya sudah ada sebelum kedatangan
Ibrahim (as) ke tempat itu. Siapa yang membangunnya? Al Quran tidak
menginformasikan hal ini, hanya memberitahu bahwa Allah yang membuat rumah itu,
entah melalui tangan siapa (QS 2:125). Mengetahui orang yang membangunnya
adalah tidak penting. Yang penting diketahui adalah maksud kegunaan rumah itu
sebagai tempat berhimpunnya manusia.
Jika ayat ini diperhatikan dengan arti kiasan
dan merenungi masa depan tempat itu, maka dapat diartikan Ibrahim (as)
diperintahkan mengembangkan suatu komunitas baru dengan pokok-pokok aturan yang
sudah ada fondasi agamanya, yaitu semata-mata menghamba kepada Allah. Kenapa
pula dia meminta tempat itu menjadi kota yang aman dan meminta agar penghuninya
diberi karunia? Padahal di tempat itu tidak ada bangunan lain dan tidak
berpenghuni. Permohonannya dikabulkan Allah. Dia adalah bapak bangsa-bangsa,
keturunannya menjadi suatu ummat yang besar. Dari dirinyalah agama-agama besar
berasal yang memainkan peranan besar di dunia. Tempat yang tadinya tidak
berpenghuni menjadi kota internasional tempat segala bangsa berhimpun.
Penghuninya tidak kekurangan sesuatupun dan buah-buahan segala jenis berlimpah,
walaupun tempat itu berbatu-batu sehingga tidak ada pertanian di sekitarnya.
Bagaimana dapat dikatakan bahwa Ibrahim (as)
dan Ismail (as) sebagai pemberi peringatan? Tidak ada orang-orang yang harus
diberi peringatan. Mereka adalah awal dari suatu ummat baru. Walaupun ada
beberapa orang kemudian yang datang, kumpulan ini tidak bisa disebut sebagai
suatu kaum. Tidak ada dalam seluruh isi Al Quran yang menyebutkan mereka
sebagai pemberi peringatan. Semenjak Ibrahim (as) banyak hukum-hukum agama yang
diperkenalkan seperti berhaji, menyembelih hewan kurban, bersunat dll.
Bandingkan peristiwa ini dengan Kitab Kejadian/Genesis pasal 17.
Pada QS 28:46 QS 32:3 Al Quran
menginformasikan bahwa Muhammad SAW diutus untuk kaum yang belum pernah datang
sebelumnya seorang pemberi peringatan. Dan pada QS 36:2-6, kaum yang
bapak-bapak mereka belum diberi peringatan. Jarak antara Muhammad SAW dengan
Ismail (as) diperkirakan 20 generasi. Sepeninggal Ismail (as) sebagai pendiri
komunitas baru, tidak pernah ada nabi-nabi dari keturunannya yang memberi
peringatan kepada kaumnya untuk menjaga sendi-sendi keagamaan yang dimulai oleh
Ibrahim (as). Diutusnya Muhammad SAW adalah untuk mengembalikan ummat ke
pokok-pokok agama Ibrahim (as). Masyarakat Quraysh, kaum Muhammad SAW berasal,
pada masa itu sudah pada puncaknya menyembah berhala, selain Allah, yang
ditandai dengan penuh sesaknya sekeliling Ka’bah dengan ratusan patung-patung
yang menghalangi orang mendekati Ka’bah.
Pada QS.11:50 dan QS 11:61 Al Quran
menginformasikan bahwa untuk kaum Âd diutus saudara mereka Hûd (as) dan untuk
kaum Tsamûd diutus saudara mereka Shâlih (as). Walaupun sama-sama arab, mereka
bukan kaumnya Muhammad SAW. Lagi pula mereka sudah punah sebelum Ismail (as).
Ismail (as) tidak dilengkapi dengan kitab. Keberadaan kitab Ibrahim (as) sudah
lama punah. Kalau tidak keberatan, anak-anak Israel sebenarnya bisa disebut
arab juga karena Abram, Sarai, Ribka, Lea dan Rahel berasal dari daerah
Mesopotamia yang nenek moyangnya tidak jauh dari Âd dan Tsamûd. Entah tentang
Dan, Naftali, Gad dan Asyer, yang setengah arab karena ibu-ibunya tidak jelas
disebut sebagai keturunan siapa.
No comments:
Post a Comment